Senin, 29 November 2010

PERKEMBANGAN ANAK DALAM BERPENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umummnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya. Di dalam keluarga orang tua sering memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah guru sering memberikan tekanan (preasure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, di berbagai media cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi, bahkan cenderung ekstrim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana cara memberikan pendidikan yang diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi cara belajar anak pada masa dewasa nanti.

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah mendiskripsikan pengaruh cara belajar dan pendidikan anak yang baik terhadap anak usia prasekolah di usia dewasanya nanti .

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Prasekolah dalam berpendidikan
1. PengertianAnak Usia Prasekolah

Menurut PP No 27/1990 mengenai Pendidikan Prasekolah, pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.

Pendidikan prasekolah itu bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan anak selanjutnya.
Pendidikan terhadap anak sebaiknya dilakukan sejak anak usia 0 tahun atau bahkan sejak dalam kandungan. Hanya saja yang perlu diperhatikan, menu pendidikan yang diberikan pada anak dalam rentangan PAUD (0-6 tahun) tidak dibenarkan seperti anak usia sekolah dengan diajak menulis dan berhitung, akan tetapi lebih pada pengenalan angka dan huruf. Oleh sebab itu, mereka cukup diberikan menu pendidikan sederhana yang diramu dalam bentuk permainan menyenangkan namun tetap efektif guna merangsang tumbuh kembang anak, baik fisik maupun non fisik.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak usia dini agar ia dapat tumbuh kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma dan harapan masyarakat. Sesuai dengan aspek perkembangan dan kehidupan anak selanjutnya, PAUD memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

(1) Pengembangan segenap potensi anak; (2) Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan; (3) Pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapkan; (4) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar, serta (5) Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.

Menurut Montessori, paling tidak ada beberapa tahap perkembangan sebagai berikut:

1. Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat “menyerap” pengalaman-pengalaman melalui sensorinya.
2. Usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara, bercakap-cakap).
3. Masa usia 2 – 4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin dan yang rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan waktu (pagi, siang, sore, malam).
4. Rentang usia tiga sampai enam tahun, terjadilah kepekaan untuk peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khususnya pada usia sekitar 4 tahun memiliki kepekaan menulis dan pada usia 4 – 6 tahun memiliki kepekaan yang bagus untuk membaca.

Karena bermain merupakan cara anak kecil belajar, maka di prasekolah anak-anak belajar melalui pengalaman yang menyenangkan berdasarkan permainan. Program pendidikan prasekolah menyediakan kegiatan yang menarik dan beraneka ragam, yang mendukung minat, kebutuhan dan perkembangan anak usia dini. Para guru memberi pengalaman pembelajaran yang megembangkan keterampilan bahasa, melek huruf dan melek angka awal, dan membantu anakanak mempelajari tentang dunia sekitar. Anak-anak didukung oleh guru untuk mengembangkan kebiasaan kesehatan dan keselamatan yang baik, dan diberi peluang untuk ikut serta dalam kegiatan fisik.
Anak usia dini mengalami suatu proses perkembangan yang fundamental yang memberikan perkembangan membekas dan berjangka lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini memiliki sejumlah potensi baik potensi fisik-biologis, kognisi maupun sosio-ekonomi. Ia adalah individu yang sedang mengalami proses perkembangan sangat pesat serta memerlukan pembelajaran yang aktif dan energik.

Menurut para ahli psikologi, perkembangan anak usia dini (0-4 tahun) adalah sebagai “the golden age” atau masa emas dalam tahap perkembangan hidup manusia. Dikatakan sebagai masa emas, karena pada masa ini tidak kurang dari 100 miliar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat berkembang secara optimal di kemudian hari. Dalam banyak penelitian menunjukkan, kecerdasan anak usia 0-4 tahun akan terbangun 50 persen dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia 4 tahun pertama adalah masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibandingkan masa-masa sesudahnya.


Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar anak itu sendiri.
Jadi dengan membaca artikel tadi sudah bisa dipastikan bahwa pendidikan prasekolah itu sangat penting bagi anak anda, karena dapat membangun kecerdasan anak dari dini dan hal tersebut akan dibawa sampai ia dewasa nanti.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan prasekolah itu bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan anak selanjutnya.

B. Saran
Sebaiknya menanamkan memberikan pendidikan pada anak diperlukan adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua. Itu adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran pada anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan pendidikan, anak belum mengerti dan memahami tentang pendidikan. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Henry N, Siahan., Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak, Bandung: Angkasa , 1986
Theo Riyanto FIC., dkk., Pendidikan Pada Usia Dini., Grasindo, Jakarta, 2004

PERKEMBANGAN ANAK DALAM BERBICARA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age) bagi anak. Masa keemasan (golden age) ini mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. oleh karena itu, di masa keemasan (golden age) ini perlu bagi orangtua untuk memberikan penanaman pembelajaran dalam hal berbicara kepada anak agar anak dapat menerapkan bahasa sejak dini yang akan mempengaruhi tata bicara yang baik bagi anak pada masa dewasanya nanti.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana cara berbicara yang diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi cara bicara anak pada masa dewasa nanti.
C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah mendiskripsikan pengaruh tata bicara anak yang baik terhadap anak usia prasekolah di usia dewasanya nanti .

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Prasekolah dalam berbicara
1. PengertianAnak Usia Prasekolah
Sudah lama pro dan kontra timbul mengenai mengajarkan membaca pada anak prasekolah. Ada ahli yang mengatakan bahwa anak usia prasekolah tidak boleh belajar dan diajarkan membaca karena usia ini adalah usia bermain dan anak secara mental belum siap membaca hingga usia 6 tahun. Orangtua diingatkan bahwa dalam keadaan apapun tidak seharusnya mengajarkan membaca sebelum menginjak usia ini. Anak - anak akan tertekan jika diajari membaca karena belum siap menerima pengajaran yang diberikan.Tetapi dilain pihak ada pula pendapat yang mengatakan bahwa mengajarkan anak membaca sejak dini bisa saja dilakukan bahkan kemampuan ini dapat memperkaya, memperluas pengetahuan berfikir anak. Pendapat itu dikuatkan dengan berbagai penelitian dan pendapat berbagai ahli:
1. Penelitian mengenai otak yang dilakukan oleh Dr. Marian Diamond yang menyimpulkan bahwa pada umur berapapun sejak lahir hingga mati adalah mungkin untuk meningkatkan kemampuan mental melalui rangsangan lingkungan. Sejauh menyangkut otak, ungkapan "use it or lose it" menunjukkan bahwa semakin terangsang otak kita dengan aktifitas intelektual dan interaksi lingkungan, semakin banyak jalinan yang dibuat antara sel-sel. Potensi otak dianggap tak terbatas. Sebaliknya jika kita tidak menggunakannya maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkannya.
1. Dilihat dari tahap perkembangan anak, usia prasekolah mengalami pertumbuhan yang pesat pada aspek bahasa. Terdapat hubungan antara bahasa dan membaca. Kesiapan anak untuk membaca sebenarnya sudah dimulai sejak lahir. Sejak bayi anak sudah diajak berbicara. Belajar mengenal bahasa dari lingkungannya. Bertolak dari pemikiran itu dapat dikatakan bahwa membaca sebenarnya hanyalah kelanjutan dari bahasa berbicara atau mengenal bahasa yang sudah dikenal anak.
2. Anak usia prasekolah mulai mengenal hubungan antara tulisan, bunyi dan artinya sehingga anak mengerti fungsi tulisan atau bacaan. Mereka mungkin senang membolak-balik buku, berpura-pura membacakannya serta mulai bertanya mengenai kata-kata tertentu yang tidak diketahuinya.
3. Menurut Elizabeth G. Hainstock :Anak - anak pra sekolah tidak hanya dapat diajarkan membaca tetapi bahwa inilah masa puncak anak secara alamiah dan antusias menyerap kecakapan - kecakapan membaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar membaca merupakan proses yang dimulai sejak lahir. Dorongan untuk belajar mengalir secara alami dalam bentuk rasa ingin tahu yang kuat tentang dunia sekitar dan dari keinginan untuk memahami diri dan lingkungannya. Pada usia ini proses belajar didukung dengan tumbuhnya kesiapan untuk memahami bahasa dan minat terhadap kekuatan kata-kata. Jadi dapat dikatakan bahwa bukanlah sesuatu yang tabu untuk mengajarkan anak usia prasekolah membaca asalkan mereka sendiri sudah siap.
APA SIH "MEMBACA" ITU ?
Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia.Secara teoritis membaca adalah suatu proses rumit yang melibatkan aktifitas auditif (pendengaran) dan Visual (penglihatan) untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata.
Aktifitas ini meliputi 2 proses :
1. Proses membaca teknis.
Yaitu suatu proses pemahaman hubungan antara huruf dengan bunyi atau suara dengan mengubah symbol - symbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Proses ini disebut sebagai pengenalan kata.
Misalnya : anak mengucapkan baik dalam hati maupun bersuara seperti kata : "adik minum " yang tecetak merupakan proses membaca teknis.
2. Proses memahami bacaan.
Yaitu kemampuan anak untuk menangkap makna kata yang tercetak. Pada waktu melihat tulisan " adik minum " anak tahu bahwa yang minum bukan ayah atau adik dalam tulisan itu tidak sedang makan. Penguasaan kosakata sangat penting dalam memahami kata-kata dalam bacaan.

BAGAIMANA MENGAJARKAN ANAK USIA PRASEKOLAH MEMBACA
2 Jenis pendekatan pengajaran yang sering disampaikan :
1. Menekankan pada pemahaman symbol / huruf. Menekankan pengenalan system symbol bunyi sedini mungkin. Misalnya : diperkenalkan dengan nama alphabet dan bunyinya. Dimulai dari huruf yang paling sederhana dan tinggi frekwensi penggunaannya. Dari pengenalan huruf dan bunyi ini kemudian berkembang menjadi penggabungan huruf menjadi suku kata atau kata.
2. Menekankan belajar membaca kata dan kalimat secara utuh. Dengan pendekatan ini anak diharapkan dapat mencari sendiri sistem huruf - bunyi yang berlaku. Para pakar hingga kini tidak mempunyai pendapat yang sama mengenai pendekatan yang lebih baik di antara keduanya. Beberapa ahli bahkan berpendapat bahwa gabungan dari kedua pendekatan tersebutlah yang terbaik.
Apapun metode yang kita pergunakan, yang perlu kita ingat dalam mengajarkan membaca pada anak usia prasekolah adalah :
1. Pergunakan metode yang bervariatif sesuai dengan gaya dan kebutuhan anak. Hal ini mengingat bahwa setiap anak mempunyai kepekaan cara membaca yang berbeda satu sama lain.

2. Aktifitas dilakukan sambil bermain, bermain sambil belajar dan tidak formal. Masa anak - anak adalah masa bermain jadi sebaiknya tidak membebani anak dengan aktifitas pembelajaran formal yang menegangkan.

3. Ciptakan suasana yang nyaman, suasana yang menyenangkan dan penuh keakraban. Dalam mengajarkan anak membaca selama hal inidilakukan dengan suasana santai dan akrab, maka anak akan cepat menangkap apa yang diajarkan.

4. Tidak perlu lama - lama. Kurang lebih 10 - 15 menit, tapi rutin dan konsisten. Hal ini mengingat bahwa kemampuan konsentrasi pada anak usia prasekolah tidaklah lama.

5. Berhenti sebelum anak merasa bosan. Kita harus peka terhadap reaksi anak pada saat mengajarkan membaca. Dan tidak ada paksaan. Pada saat anak mulai tidak berkonsentrasi atau tidak tertarik lagi maka berhentilah.

6. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan iramanya sendiri. Tidak jarang seorang anak maju pada satu bidang tetapi lambat pada bidang lain.

BAGAIMANA MENGGUGAH MINAT MEMBACA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH?

1. Membacakan cerita pada anak - anak. Semakin sering membacakan untuk anak, akan semakin sering pula dia "membaca" mengikuti kita.
Di usia prasekolah anak terbiasa mendengarkan cerita akan bereksperimen dengan kata - kata, anak akan mencoba "meniru" membaca lebih dini dibanding anak yang tidak pernah dibacakan cerita. Semakin banyak cerita yang didengar anak-anak, akan semakin baik kemampuan membacanya dikemudian hari.Dengarkan jika anak "membacakan" cerita. Jangan buru-buru memotong "bacaannya " jika apa yang dibacanya tidak persis sama dengan kata-kata di buku. Selama ia masih mengingat jalan ceritanya berarti dia sedang dalam usahanya untuk dapat membaca.
2. Sikap kita terhadap buku. Biarkan anak-anak melihat cara kita membaca dan melihat kita menikmati dan asyik dengan apa yang kita baca. Untuk memperlihatkan pada anak-anak bahwa membaca adalah menyenangkan. Anak juga dapat melihat manfaat dari membaca.
3. Libatkan anak dalam kegiatan bahasa yangberbeda-beda termasuk saat bercakap-cakap dimana kita bisa berbagi cerita, bercanda, bernyanyi, membaca syair dan permainan bahasa lainnya. Aktifitas ini membantu anak anda mengembangkan kemampuan membedakan suara, pengembangan kosakata, sensitivitas terhadap struktur kata dan keahlian - keahlian lain yang penting untuk keberhasilan membaca dikemudian hari.
4. Temukan buku - buku anak - anak, majalah - majalah dan gambar - gambar yang sesuai dengan minat anak dan usianya. Tempatkan ditempat yang mudah dijangkau anak - anak. Fasilitasi dengan tempat yang nyaman.
5. Jadikan rutinitas pergi ke perpustakaan dan ke toko buku.
6. Perkenankan anak yang lebih tua dan sudah bisa membaca untuk membacakan cerita pada adiknya yang lebih muda.
7. Pada umumnya semua anak senang dipuji. Itu sebabnya jangan banyak mengkritik jika anak membuat kesalahan ketika membaca. Kalaupun dia membuat kesalahan seperti " sapu " dibaca " sapi " tetap pujilah usahanya itu dengan mengatakan bahwa dia sudah pandai pada awalnya hanya keliru sedikit di akhir katanya. Pujian adalah dorongan hebat bagi si kecil untuk terus belajar membaca.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak - anak akan tertekan jika diajari membaca karena belum siap menerima pengajaran yang diberikan.Tetapi dilain pihak ada pula pendapat yang mengatakan bahwa mengajarkan anak membaca sejak dini bisa saja dilakukan bahkan kemampuan ini dapat memperkaya, memperluas pengetahuan berfikir anak.
B. Saran
Sebaiknya menanamkan tata bicara pada anak diperlukan adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua. Itu adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran pada anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan berbicara atau tata bahasa, anak belum mengerti dan memahami tentang menggunakan atau bebicara yang baik dan benar. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Seri Ayahbunda : Kesehatan dan Perilaku Anak Usia Sekolah Dasar
2. Seri Ayahbunda : Usia Prasekolah
3. http : www.parentplace.com
4. Membantu Putra anda Belajar Membaca, Betty Root.

Entrepreneur

Terus terang saat mendengar istilah entrepreneur, kata itu masih terdengar asing di telinga saya, makanya saya jadi semangat untuk pengetahuan apa yang ada di balik istilah itu.
Konsep entrepreneurship (kewirausahaan) memiliki arti yang luas. Salah satunya, entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya.

Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis, entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
Kemakmuran tercipta ketika inovasi-inovasi tersebut menghasilkan permintaan baru. Dari sudut pandang ini, dapat didefinisikan fungsi entrepreneur sebagai mengkombinasikan berbagai faktor input dengan cara inovatif untuk menghasilkan nilai bagi konsumen dengan harapan nilai tersebut melebihi biaya dari faktor-faktor input, sehingga menghasilkan pemasukan lebih tinggi dan berakibat terciptanya kemakmuran/kekayaan.

Entrepreneur orang yang mampu mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai nilai;
Mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap orang lain.
Menurut Peggy & Charles (1999) Entrepreneur harus memiliki 4 unsur pokok :
1. Kemampuan (IQ & Skill)
• membaca peluang;
• berinovasi;
• mengelola;
• menjual.
2. Keberanian (EQ & Mental)
• mengatasi ketakutan;
• mengendalikan resiko
• keluar dari zona kenyamanan
3. Keteguhan Hati (Motivasi Diri)
• persistence (ulet), pantang menyerah;
• determinasi (teguh dalam keyakinannya);
• Kekuatan akan pikiran (power of mind) bahwa Anda juga bisa.
4. Kreativitas
• mencari peluang (experiences)
• Menurut Edison ada 3 pokok utama yang harus dimiliki :
1. Kenal diri;
2. Percaya diri;
3. Menjual diri.Entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita.Hal-hal yang harus dimiliki Entrepreneur :
• pengetahuan (knowledge);
• kemampuan (skill)
• pengalaman (experiences);
• jaringan (networking);
• informasi (information);
• sumber yang ada (sources) :
• uang, bakat, lingkungan, keluarga, dll.
• waktu (time);
• masa depan dan kesempatan (future & opportunity).

Contoh seorang entrepreneur dari keluarga H. Sjukur Bc.AP
BROWNIES KUKUS AMANDA disebut oleh-oleh paling megang’ dari Bandung. Kue cokelat ini sejak beberapa tahun terakhir memang sangat ngetop. Rasanya, pulang dari Bandung tanpa brownies ini, seperti ada yang kurang. Siapa sangka, ketika memulai usaha dulu, kios brow¬nies ini sempat terkena gusur.

KREATIVITAS MODIFIKASI RESEP

Kesuksesan brownies kukus Amanda ini mengagumkan. Bayangkan, dalam satu hari, lebih dari 1.000 loyang kue habis diserbu pembeli. Siapa menyangka, kue lezat ini merupakan hasil kreasi seorang ibu rumah tangga yang memodifikasi resep kue bolu kukus.


Berawal dari ketidakpuasan mencoba resep bolu kukus dari seo¬rang adiknya, Hj. Sumiwiludjeng (67), pada akhir 1999, mulai mengutak-utik resep itu untuk mendapatkan rasa yang lebih enak. Bagi indra pengecap Sumi, lulusan Tata Boga IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta), rasa bolu cokelat itu kurang nendang’.

Memasak memang bukan sekadar hobi bagi Sumi. Istri pensiunan pegawai PT Pos Indonesia ini sejak dulu memanfaatkan kepandaian¬nya memasak untuk menambah pemasukan keluarga, H. Sjukur Bc.AP (69). Sumi, dibantu putra sulungnya, Joko Ervianto (41), menerima pesanan kue dan makanan untuk arisan hingga pesta perkawinan. Namun, usaha ini masih bersifat industri rumahan.

“Ketika akhirnya menemukan formula yang pas untuk bolu ku¬kus cokelat itu, katering kami mulai menawarkan kue itu kepada pelanggan,” tutur Atin Djukarniatin (41), istri Joko, yang ikut serta membesarkan toko kue ini.

Menurut Atin, ketika ditawarkan kepada konsumen katering¬nya, kue cokelat itu langsung jadi favorit. Rupanya, tekstur lem¬but dan paduan rasa cokelat yang mantap, membuat kue ini gampang disukai. “Banyak orang yang kemudian mulai memesan kue, yang dulu hanya disebut kue bolu cokelat saja,” tutur Atin. Joko, yang melihat potensi pasar kue itu, mengeluarkan kue tersebut dari daftar salah satu menu dalam katering, menjadi produk yang berdiri sendiri. “Akhirnya, agar lebih dikenal orang, kami men¬cari nama jenis kue yang baru ini. Lalu, tercetuslah nama brownies kukus,” ujar Atin.

Mengapa brownies kukus? Menurut Atin, karena tekstur kue dan warnanya yang cokelat pekat ini mirip tekstur kue brownies. Selain itu, nama brownies kukus lebih mengena di telinga calon konsu¬men sehingga mereka penasaran mencicipinya.

Setelah mendapatkan nama brownies kukus, awal tahun 2000 Joko dan Atin membuka sebuah kios kaki lima di kompleks pertokoan Metro, Margahayu, Bandung, untuk menjualnya. Meski disukai kon¬sumen katering, ketika pertama kali ‘dijual bebas’, brownies kukus itu kurang menarik minat pembeli.”Orang yang lewat memang meno¬leh dan penasaran dengan nama brownies kukus, namun tidak banyak yang membelinya,” ujar Atin.

Tak kurang akal, Atin lalu menjual kue itu dalam bentuk kue po¬tong seharga Rp1.000 per potong. Dengan cara ini, ternyata bisa laku 150-250 potong atau 3-5 loyang ukuran 24 x 24 cm. Sayangnya, usaha yang baru berkembang ini tak bisa bertahan, karena pertokoan Metro terbakar.Akibatnya, kios brownies kukus pun ikut tergusur dan pindah ke J1. Tata Surya 11, yang masih terletak di kompleks yang sama. Anehnya, pindah lokasi di perumahan bukannya meredupkan rezeki, malah menjadi titik terang bisnis brownies kukus ini. Di sini, keuntungannya justru berlipat ganda.

Bisnis Keroyokan keluarga

Sukses menggaet pelanggan baru membuat Joko berpikir untuk memberi brand agar lebih komersial. “Kami lalu terpikir meng¬hidupkan kembali CV (commanditaire vennootschap) Amanda, per¬usahaan yang pernah dimiliki Ibu, ketika masih memiliki usaha kantin dan salon potong rambut,” tutur Atin. Tahun 2001, kue itu punya nama resmi, yaitu Brownies Kukus Amanda. Dalarn terminolo¬gi Sumi, Amanda adalah akronim dari Anak Mantu Damai atau anak dan menantu harus selalu hidup rukun dan damai.

Joko, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung, juga menaruh nama Brownies Kukus Amanda pada kardus pembungkus, agar lebih profesional. Setelah itu, hanya mela¬lui promosi darn mulut ke mulut, pamor kue ini melesat. Pembeli berdatangan dan rela antre, terutama menjelang Lebaran. Minat pembeli ini membuat mereka kewalahan. Maklum, mereka hanya menuliki 3 kompor yang masing-masing untuk mengu¬kus satu loyang. Akhirnya, Joko bereksperimen. Dengan bantuan seorang tukang, is mendesain kukusan yang memuat 6 loyang untuk satu kali mengukus. Kocokan adonan pun dibuat khusus, sehingga bisa mengocok untuk 6 resep sekaligus.

Tahun 2002, mereka pindah ke Jl. Rancabolang No.2 di kawasan yang sama, karena toko yang lama sudah terasa sesak. “Toko yang sekaligus rumah produksi itu hanya berupa bangunan tripleks seluas 4×6 meter,” ujar Ann. Pada periode ini, Brownies Kukus Amanda sudah tenar sebagai oleh-oleh bagi warga Bandung yang hendak bepergian ke luar kota.

“Kami benar-benar stres karena tidak mampu memenuhi per¬mintaan pembeli. Tidak jarang kami harus menghadapi kemarahan dan caci-maki calon pembeli, yang sudah jauh jauhdatang, tetapi tidak kebagian kue,” tutur Atin.

Masalah itu lagi-lagi diselesaikan Joko dengan mendesain kocokan untuk 20 resep dan kukusan superbesar yang bisa memuat 50 loyang. Tak lama kemudian, Joko juga berhasil mendesain kocokan untuk 300 resep. Setelah itu, permintaan akan Brownies Kukus Amanda jadi tidak terbendung lagi. Tak hanya di Bandung, namanya pun tenar jauh ke luar kota. Kue ini seolah menjadi oleh-oleh wajib bagi orang¬orang yang berkunjung ke Bandung. Dalam sehari, meski mengaku tidak mengetahui jumlah pastinya, Atin menyebut angka seribu lebih kue habis terjual. Karyawannya pun kini sudah mencapai 200 orang.

Selain sukses mendongkrak penjualan, cita-cita Sumi yang tersu¬rat dalam nama Amanda juga terkabul. Semua anak dan menantu pasangan Sumi dan Sjukur ikut mengelola bisnis ini dan semuanya hidup rukun. Joko yang menjabat sebagai direktur utama, meminta adik-adiknya, Andi Darmansyah dan Sugeng Cahyono, me¬ngelola 4 cabang resmi yang ada di Bandung, yaitu di jl. Cikawao, Antapani, Hyper Square Pasir Kaliki, dan toko mobil di JI. Dago. “Hanya adik ipar saya yang bungsu, Rizka, masih belum tertarik terjun dalam bisnis ini,” ujar Atin.

Awal tahun 2004, pusat toko mereka pindah ke bangunan perma¬nen dua lantai dan berhalaman lapang yang megah di JI Rancabolang No 29, Margahayu, Bandung. Andi dan Sugeng juga ditarik ke kantor pusat untuk memegang jabatan sebagai direktur keuangan dan direktur operasional. Sementara itu, pabrik pembuatan Brownies Kukus Amanda tetap di JI. Rancabolang 2. Tahun ini pun Amanda akan membuka cabang barn di Surabaya dan Bogor.

SUDAH DIPATENKAN

Walaupun awalnya hanya industri kecil dengan skala rumahan, Brow¬nies Kukus Amanda kini dikelola dengan prinsip manajemen modern. Setidaknya, itu terlihat pada upaya untuk membuat pengembangan produk, antara lain adanya 4 rasa barn untuk mendampingi brownies kukus rasa orisinal, yaitu cheese cream, blueberry, tiramisu, dan choco mar¬ble sebagai topping. Karena hanya topping, rasa kue orisinal tetap bisa dinikmati pada lapisan bawahnya. Harga Brownies Kukus Amanda kini antara Rp19.500 hingga Rp29.000.

Pengembangan rasa baru ini, kata Atin, sebagai upaya untuk pe¬nyegaran dan memberi rasa alternatif pada pelanggan. Empat rasa itu didapat CV Amanda sebagai hasil kerja sama dengan Akademi Pariwisata NHI (National Hotel Institute) Bandung. Meski begitu, Sumi masih menjadi konsultan untuk soal kelayakan rasa barn itu, sebelum dilempar ke pasaran.

Brownies Kukus Amanda ini sudah dipatenkan, \.meski Atin mengakui, soal hak paten di Indonesia masih belum punya `gigi’. Atin melihat, banyak pengekor kesuksesan Amanda ramai-ramai mengeluarkan produk bernama brownies kukus.

Hal lain yang membuat manajemen Amanda gemas adalah banyaknya penjual Brownies Kukus Amanda ‘liar’ di pinggir jalan seantero Bandung. “Memang, mereka membeli putus dari kami untuk dijual lagi. Tapi, kami tetap dirugikan, karena tidak bisa mengontrol kualitasnya,” ujar Atin. Ia bercerita, pihaknya sering menerima pengaduan konsumen, yang mendapatkan kue tidak layak makan.”Karena itu, kami mengimbau agar membeli di toko resmi saja,
Untuk mengatasi hal tersebut, CV Amanda kembali meminta polisi untuk melakukan razia.Ternyata, hanya berhenti sementara. Setelah itu, penjual pinggir jalan itu kembali lagi. “Kami pun akhirnya menyerah. Anggap saja kami berbagi rezeki dengan orang lain,” kata Atin, tersenyum

Motivasi Belajar

Motivasi Belajar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan suatu semangat, gairah dan determinasi tinggi yang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan.
Pentingnya motivasi diri untuk meraih kesuksesan dalam belajar tidak dapat diragukan lagi. Tetapi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah, karena motivasi juga sering dipengaruhi oleh perasaan dan emosional yang ada dalam diri seseorang. Misalnya saja saat sedang mengikuti seminar motivasi, emosional Anda saat mengikuti seminar tersebut pasti akan naik sehingga Anda begitu termotivasi untuk mewujudkan cita – cita yang ingin dicapai. Namun lihat motivasi Anda setelah satu bulan tidak mengikuti seminar tersebut. Motivasi diri Anda akan menurun dratis jika tidak memperoleh siraman motivasi secara rutin.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan dilaksanaakan dalam kehidupannya.
B.Rumusan
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah keberhasilan dalam belajar ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah ?

C.Tujuan
Tujuan utama motivasi adalah sebagai penyemangat, gairah, dan determinasi yang tinggi yang berasal dari dalam diri kita sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam belajar. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar kita menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.

BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi Dalam Belajar
Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar, seperti yang sudah saya bahas dalam tulisan terdahulu, bahwa kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan juga oleh faktor-faktor nonintelektual lain yang tidak kalah penting dalam menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa untuk memotivasi dirinya. Mengutip pendapat Daniel Goleman (2004: 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal.

Motivasi memegang peranan yang amat penting dalam belajar, Maslow (1945) dengan teori kebutuhannya, menggambarkan hubungan hirarkhis dan berbagai kebutuhan, di ranah kebutuhan pertama merupakan dasar untuk timbul kebutuhan berikutnya. Jika kebutuhan pertama telah terpuaskan, barulah manusia mulai ada keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang selanjutnya. Pada kondisi tertentu akan timbul kebutuhan yang tumpang tindih, contohnya adalah orang ingin makan bukan karena lapar tetapi karena ada kebutuhan lain yang mendorongnya. Jika suatu kebutuhan telah terpenuhi atau perpuaskan, itu tidak berarti bahwa kebutuhan tesebut tidak akan muncul lagi untuk selamanya, tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara waktu saja. Manusia yang dikuasai oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan akan termotivasi untuk melakukan kegiatan guna memuaskan kebutuhan tersebut (Maslow, 1954).

Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Setelah kebutuhan yang bersifat fisik terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat berikutnya adalah rasa aman. Sebagai contoh adalah seorang siswa yang merasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa lain mapun gurunya, maka ia tidak akan termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai. Seseorang siswa yang telah terpenuhi kebutuhan harga dirinya, maka dia akan percaya diri, merasa berharga, marasa kuat, merasa mampu/bisa, merasa berguna dalam didupnya. Kebutuhan yang paling utama atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu, mengerti untuk memuaskan aspek-aspek kognitif yang paling mendasar.

Guru sebagai seorang pendidik harus tahu apa yang diinginkan oleh para sisiwanya. Seperti kebutuhan untuk berprestasi, karena setiap siswa memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang berbeda satu sama lainnya. Tidak sedikit siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah, mereka cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Meskipun banyak juga siswa yang memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri maupun dalam bersaing dengan siswa lain.

Siswa yang datang ke sekolah memiliki berbagai pemahaman tentang dirinya sendiri secara keseluruhan dan pemahaman tentang kemampuan mereka sendiri khususnya. Mereka mempunyai gambaran tertentu tentang dirinya sebagai manusia dan tentang kemampuan dalam menghadapi lingkungan. Ini merupakan cap atau label yang dimiliki siswa tentang dirinya dan kemungkinannya tidak dapat dilihat oleh guru namun sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Gambaran itu mulai terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, yaitu keluarga dan teman sebaya maupun orang dewasa lainnya, dan hal ini mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

Berdasarkan pandangan di atas dapat diambil pengertian bahwa siswa datang ke sekolah dengan gambaran tentang dirinya yang sudah terbentuk. Meskipun demikian adanya, guru tetap dapat mempengaruhi mapun membentuk gambarang siswa tentang dirinya itu, dengan tujuan agar tercapai gambarang tentang masing-masing siswa yang lebih positif. Apabila seorang guru suka mengkritik, mencela, atau bahkan merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akn cenderung menilai diri mereka sebagai seorang yang tidak mampu berprestasi dalam belajar. Hal ini berlaku terutama bagi anak-anak TK atau SD yang masih sangat muda. Akibatnya minat belajar menjadi turun. Sebaliknya jika guru memberikan penhargaan, bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa akan menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar. Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu prestasi yang hebat, sedangkan dorongan untuk mencapai kesuksesan termasuk kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk berprestasi.

Mengutip pendapat Mc. Donald (Tabrani, 1992: 100), “motivation is energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.” Motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari perumusan yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: 1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, 2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal), 3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi motivasi adalah:

1. Mendorong manusia untuk bertindak/berbuat. Motivasi berfungsi sebagai pengerak atau motor yang memberikan energi/kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus ditempuh.
3. Menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. (Ngalim Purwanto, 2002: 71)

Jenis-jenis motivasi
1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.
2. Motivasi ekstrinsik, yang timbul akibat adanya pengaruh dari luar individu. Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu. (Tabrani, 1992: 120)

Lalu bagaimanakan cara untuk meningkatkan motivasi siswa agar mereka memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, khususnya bagi mereka yang memiliki motivasi rendah dalam berprestasi. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang akan dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ saja, tapi guru juga bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna bagi masa depan seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah. Berikan hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan sangat memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi. Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.

5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Ajarkan kepada siswa cara belajar yang baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dengan cara ini siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulan-ulang pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung.

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. Ini bisa dilakukan seperti pada nomor 6.

9. Menggunakan metode yang bervariasi. Guru hendaknya memilih metode belajar yang tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang tidak membuat siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa menampung semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya. Karena siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa mencerna materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik itu media visual maupun audio visual.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Motivasi belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau atau melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
Goleman, Daniel, Emitional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ, Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Selasa, 02 November 2010

FENOMENA ALAM ( GEMPA BUMI )

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah, dan struktur bangunan. Gempa bumi terjadi secara tiba-tiba dan sangat sukar untuk diprediksi, namun demikian dampak yang diakibatkan gempa bumi dapat di manage sehingga kerugian akibat gempa bumi dapat di kurangi. Salah satu dampak dari gempa bumi yang sangat terasa adalah dampak yang terkait dengan ekonomi. Dampak ekonomi dari gempa bumi meliputi dampak ekonomi langsung (Direct economics losses) seperti bangunan yang hancur dan hancurnya fasilitas-fasilitas umum lainnya serta dampak ekonomi tak langsung (indirect economics losses) seperti guncangan pada dunia bisnis, berkurangnya pendapatan dan meningkatnya pengeluaran sektor publik, dan juga kerugian yang ditanggung individu dan rumah tangga seperti cacat, kematian dan kehilangan pekerjaan. Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli. 
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi. 
Gempa bumi memiliki dua tipe, yaitu:
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Dampak dari gempa bumi ini terbagi menjadi dua, yaitu dampak secara fisik dan dampak secara nonfisik atau psikologis. 
Contoh dari dampak fisik diantaranya :
• Banyak orang yang kehilangan tempat tinggal
• Banyak warga meninggal dan luka-luka
• Banyak orangyang kehilangan keluarga
• Banyak orang yang kehilangan harta benda

Sedangkan dampak dari nonfisik adalah banyak orang yang menderita gangguan mental akibat trauma akan kejadian ini.