Selasa, 24 April 2012

Seorang Anak Bertahan Untuk Hidup Namaku adalah David. Umurku 6 tahun. Aku anak terakhir dari tiga bersaudara. Nama ibuku adalah lucida, sedangkan ayahku bernama martin. Aku mempunyai dua kakak laki-laki, yang pertama bernama ariel dan yang kedua bernama Darren. Kami adalah keluarga yang sangat bahagia. Jarang sekali ada petengkaran di dalam rumah. Ayah dan ibuku sangat akur sekali. Setiap kami pergi ke sekolah, ibu selalu menyiapkan sarapan pagi untuk ku dan kedua kakak ku. Aku sangat bahagia mempunyai keluarga seperti mereka. Pada suatu hari, entah mengapa ibuku berubah sikap. Ia sangat pemarah dan suka sekali mabuk. Ia juga sering bertengkar pada ayah. Kami juga sering kali jadi pelampiasan kemarahan ibu. Ibu juga tidak pernah lagi menyiapkan sarapan ketika kami akan berangkat ke sekolah. Hari demi hari kita lewati, perubahan sikap ibu makin bertambah. Kami sampai tidak bisa mengenali sosok ibu yang dulu. Ibu yang lemah lembut, ibu yang selalu berpakain rapih, ibu yang sangat menyayangi keluarganya. Karena ayah tidak tahan lagi dengan sikap ibu, akhirnya ayah pergi meninggalkan rumah dan kami. Dan ibu pun tidak menahan ayah untuk tidak pergi dari rumah, ibu malah membiarkan ayah pergi,malah menyuruhnya untuk pergi dari rumah. Tapi herannya kenapa selalu aku yang kerap kali menjadi pelampiasan kemarahan ibu. Dan kakak-kakak ku tidak ada yang mau menolong ku. Suatu saat , setelah aku pulang sekolah ibu menyuruh ku untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Tanpa dibantu oleh siapa pun.kata ibu “ jika kamu ingin mendapatkan makan siang mu, kamu harus menyelesaikan pekerjaan mu dulu”. Maka aku menuruti semua perintah ibu. Setiap hari aku diperlakukan seperti itu oleh ibu. Bahkan ibu pernah menyuruhku untuk tidak berangkat ke sekolah sebelum aku selesai mengerjakan tugas rumah karena kalau tidak selain aku tidak di izinkan untuk berangkat sekolah, aku pun tidak akan mendapat jatah sarapan pagi ku. Setiap hari aku lalui hidup ku dengan kemarahan ibu. lama-kelamaan sikap ibu makin menjadi-jadi, ibu berani bermain kasar terhadap ku. suatu hari kepalaku pernah dibenturkan ke pinggiran tembok, dan tubuh ku di pukuli dengan kayu sampai memar hanya karena aku tidak menyelesaikan pekerjaan ku, karena aku tidak kuat lagi, badan ku sangat lemas dan letih ditambah lagi aku belum makan. Kakak ku hanya bisa melihat ku diperlakukan seperti itu oleh ibu tanpa ada yang mau menolongku. Sudah 2 tahun aku diperlakukan seperti itu oleh ibu. Hari itu aku harus berangkat ke sekolah dan seperti biasanya aku harus menyelesaikan pekerjaan rumah dulu. Sesuai janji ibu, setelah aku menyelesaikan semua tugas ku, aku akan mendapatkan jatah sarapan pagi ku. setelah selesai semua pekerjaan ku, entah mengapa ibu mengingkari janjinya itu, alhasil aku harus makan makanan sisa kakak ku yang sudah dibuang ke tong sampah oleh ibu. Sebenarnya hal itu sudah biasa aku lakukan, aku selalu mendapatkan makanan sisa yang sudah dibuang ke tong sampah, sehingga aku harus mengorek-ngorek sampah untuk mendapatkan jatah makanan ku. Kamar ku pun telah di pindahkan oleh ibu ke dalam gudang yang berisi barang-barang bekas. “ Aku kangen pada ayah, aku ingin sekali bertemu dengan ayah. Mengapa ayah tega meninggalakan ku sendiri disini bersam ibu yang terus menyiksa ku tiada henti.” Terbesit dalam pikiran ku untuk bertemu dengan ayah. Sampai sekarang aku pun tidak tahu apa alas an ibu yang terus memperlakukan aku seperti seperti itu. Mengapa hanya aku?? Di sekolah teman-teman ku juga sering mengejek ku. setiap aku masuk kelas, teman-teman ku selalu menutup hidungnya Karena tidak tahan dengan bau badan ku. ya, sudah hamper 2 tahun ini ibu tidak membelikan ku seragam baru beserta perlengkapan-perlengkapan sekolah lainnya. Sepatu ku saja sudah tidak layak dipakai lagi, aku saja bisa mengeluarkan dan menggerak-gerakkan jempol kaki ku karena sepatu ku yang sudah rusak. “Hai david, aku tidak tahan mencium bau badan mu itu!! Lebih baik kau keluar saja dari kelas ini!!.” Kata-kata itulah yang selalu aku dengar dari mulut teman-teman ku. ibu sering sekali dipanggil ke sekolah karena perilaku dan keadaan fisik ku yang dianggap ada yang mengganjil dalam diriku. Sehingga teman-teman dan guru-guruku tidak bisa mengenaliku seperti “david yang dulu.” Karena kesal dan tidak mau perilakunya diketahui oleh orang lain, sehabis dipanggil oleh pihak sekolah, ibu sering menyiksaku lebih parah dari sebelumnya. Aku pernah merasakn perutku ditusuk dengan pisau oleh ibuku, tubuhku dipukuli, muka ku disodorkan dengan kotoran sampai hidung ku mengeluarkan darah. Aku selalu berharap dan berdoa, ada orang yang mau menolong ku sehingga aku bisa mengakhiri penderitaan ku. Beberapa bulan kemudian. Aku harus berangkat ke sekolah, sebelum barangkat aku harus menyelesaikan tugas ku dulu seperti biasanya. Hari ini ada ulangan matematika. Aku tidak boleh telat dating ke sekolah. Oleh karena itu aku harus cepat-cepat menyelesaikan tugas rumah ku. aku lari sekencang-kencangnya.untuk datang ke sekolah tepat pada waktunya. Bel berbunyi, tepat pada saat aku sampai ke sekolah. Hari ini aku tidak tahu akan ada pemeriksaan ke sehatan disekolah. Setelah ulangan selesai, satu persatu nama murid-murid di kelas ku di panggil. Kini giliran ku, sebenarnya aku ingin menghindari dari semua ini. Aku takut ibu memarahiku karena perbuatannya salama ini terhadapku. Perbuatan yang selama ini menyiksaku dan membuat tubuhku memar. Aku masuk kedalam ruangan kesehatan. Di dalam ruangan terlihat sosok wanita yang begitu keibuan, dan ia sangat memperhatikan ku sehingga aku merasa nyaman. Ia menyuruhku berbaring, dan membuka baju ku untuk diperiksa, aku sempat menolak lalu ia berkata, “tidak apa-apa nak, saya hanya ingin periksa kesehatan mu saja.” Suaranya begitu lemah lembut, sehingga mengingatkan ku pada ibuku yang dulu. Ia melihat bekas memar-memar ditubuhku dan kepalaku. Sentuhan tangannya begitu hangat. Sudah lama aku menginginkan sentuhan tangan ibu yang begitu lembut kepadaku. Dan sentuhan tangan itu berhenti pada bekas luka di perutku. Wanita itu menanyakan luka itu padaku. Aku hanya bisa diam. Tetapi wanita itu terus mendesak ku untuk menjawab pertanyaanya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan kali ini . akhirnya aku menjawab bahwa semua ini adalah perbuatan ibu. aku berkata pada wanita itu jika ia sudah tahu yang sebenarnya jangan sampai ibu mengetahui ini semua karena ia akan menyikasa ku bahkan membunuh ku. Tetapi wanita itu hanya diam dan memeluk ku sangat erat sekali, setelah itu ia menyuruhku untuk keluar dari ruangan. Tanpa sepengetahuan ku, wanita itu menelepon ibu untuk datang kesekolah dan menelepon polisi untuk menyampaikan semua kasus ku. setelah ibu dan wanita itu berbicara di dalam ruangan lalu polisi menangkap ibu, aku hanya bisa melihat ibu dibawa oleh polisi itu. Ibu sempat berbicara padaku “maafkan ibu nak, ibu sangat menyesal melakukan ini semua padamu, ibu sangat menyayangimu.” Kenapa baru sekarang ibu berbicara ini padaku. Maafkan aku ibu, aku telah melakukan ini padamu. Itu semua ku lakukan hanya ingin bertahan hidup tanpa adanya siksaan yang selama ini aku dapatkan darimu. Akhirnya aku bertemu dengan ayah. Aku berkumpul dengan keluargaku tanpa adanya ibu. aku harus terus menjalani hidup. Aku harus membahagiakan ayah dan kakak ku. Aku harus menutup semua lembaran lamaku. Dan menjalani dengan semangat lembaran baruku. Adaptasi dari novel

Rabu, 11 April 2012

TERAPI ADLERIAN

Pengenalan

Bersama dengan Freud dan Jung, Alfred Adler adalah salah satu kontributor utama dalam perkembangan terapi dengan pendekatan psikodinamik. Setelah bekerja sama selama 8 sampai sepuluh tahun, mereka berpisah , dengan Freud menyebutnya sebagai penghianat yang telah meninggalkannya. Adler menempati posisi sebagai ketua Vienna Psychoanalytic Society pada tahun 1911 dan mendirikan Society for Individual Psychology pada 1912. Freud lalu menyatakan pendapat bahwa mendukung konsep Adlerian dan tetap menjadi psikoanalist yang baik adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Kemudian, beberapa psikoanisis lain juga keluar dari cara pandang Freud yang ortodoks. Para revisionis konsep Freudian ini, termasuk Karen Horney, Erich Fromm, dan Harry Stack Sullivan, setuju bahwa faktor sosial dan budaya sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Walaupun ketiga terapis ini biasanya disebut neo-Freudian, akan lebih tepat, seperti yang telah disarankan oleh Hans Ansbacher (1979), untuk menyebut mereka sebagai neo-Adlerian, karena mereka telah menyimpang dari cara pandang biological dan deterministic Freud ke cara pandang sifat manusia secara social-psychological dan teological (berpusat pada tujuan) milik Adler.
Adler menekankan kebersatuan kepribadian, alih-alih beranggapan bahwa manusia hanya dapat dimengerti sebagai mahkluk yang teritegrasi dan lengkap. Cara pandang ini juga mendukung sifat tujuan akan perilaku, penekanan pada kemana kita ingin pergi daripada dari mana mereka datang. Adler melihat manusia sebagi makluk yang mencipta dan diciptakan kehidupan mereka, orang-orang mengembangkan gaya hidup yang unik yang tidak hanya menyatakan gerakan kearah yang dituju serta ekspresi dari tujuan yang telah mereka pilih masing-masing. Bisa dikatakan, kalau kita menciptakan pribadi baru dari pada menerima bahwa kepribadian kita terbentuk dari pengalaman masa kecil.
Setelah kemadian Adler pada tahun 1937, Rudolf Dreikurs adalah figur yang paling signifikan dalam mengantar psikologi Adlerian ke Amerika Serikat, apalagi karena konsepnya dapat diterapkan pada pendidikan, individual dan group therapy, dan konseling keluarga. Dreikurs dikenal ia menggerakkan pusat pengarahan anak serta untuk mempertahankan pelatihan profesional agar bisa bekerja dengan berbagai macam klien.

Konsep Kunci
Pandangan terhadap sifat dasar manusia
Adler meninggalkan teori dasar Freu karena menurutnya Freud memiliki pandangan yang sangat sempit saat ia menentukan determinasi sifat biologi dan insting. Adler percaya bahwa sebuah kehidupan mulai membentuk pandangannya akan kehidupan pada enam tahun pertamanya. Fokus Adler ada pada bagaimana persepsi seseorang tentang masa lalunya serta bagaimana interpretasi seseorang tentang kejadian dimasa lalu mempengaruhi orang tersebut. Banyak teori Adler bertentangan dengan Freud. Misalnya, menurut Adler manusia dimotivasi oleh keterhubungan daripada dorongan seksual; perilaku adalah sesuatu yang memiliki tujuan dan berorientasi pada hasil; dan alam sadar merupakan fokus dari terapi dan bukannya alam tidak sadar. Tidak seperti Freud, Adler menekankan pilihan dan tanggung jawab, arti hidup, dan keinginan untuk sukses, pencapaian, dan kesempurnaan. Adler dan Freud menciptakan teori-teori yang sangat bertentangan walaupun kedua pria ini tumbuh di kota pada era yang sama serta mendapatkan pendidikan di universitas yang sama pula. Pengalaman pribadi masa kecil mereka yang berbeda tentu saja merupakan faktor kunci yang membentuk pendangan mereka akan sifat dasar manusia.
Teori Adler fokus pada perasaan inferior, yang ia anggap sebagai sesuatu yang normal bagi manusia dan merupakan sumber pencapaian semua usaha manusia. Alih-alih dipandang sebagai tanda-tanda kelemahan atau penyimpangan, perasaan inferioritas dapat menjadi sumber kreativitas. Perasaan ini memotivasi kita untuk mencapai keahlian, sukses (superioritas), dan prestasi. Kita didorong untuk mengalahkan perasaan inferioritas kita dan berusaha untuk mencapat level perkembangan yang lebih tinggi (Schulz &schultz, 2005). Pandangan fiksional kita akan kesempurnaan akan berubah menjadi tujuan hidup saat kita berada pada umur 6 tahun, kurang atau lebih. Tujuan hidup menyatukan kepribadian dan menjadi sumber motivasi manusia; setiap usaha untuk mengalahkan perasaan inferioritas kini sejalan dengan tujuan ini.
Menurut persepsi Adlerian, perilaku manusia tidak hanya ditentukan dari keturunan dan lingkungan. Manusia memiliki kapasitas untuk menginterpretsi, mempengaruhi, dan menciptakan even. Adler menegaskan bahwa genetik dan keturunan tidaklah sepenting pilihan kita tentang apa yang akan kita lakukan dengan kemampuan dan keterbatasan yang kita miliki. Walaupun Adlerian menolak sifat deterministik dari teori Freud, mereka juga tidak berpendapat sebaliknya dan tetap bisa menjadi siapapun yang merak inginkan. Adlerian menyadari bahwa kondisi biologis dan lingkungan membatasi kapasitas kita untuk memilih dan mencipta.
Adlerian fokus pada mendidik ulang sorang individual dan mengubah tatanan masyarakat. Adler adalah orang yang memulai pendekatan subjektif di psikologi yang fokus pada determinan internal dari perilaku seperti nilai yang dianut, kepercayaan, sikap, tujuan, ketertarikan, dan persepsi individual akan realitas.ia adalah pioneer pendekatan holistik, sosial, berorientasi pada tujuan, memiliki susunan yang teratur (systemic), dan humanistik. Adler juga menjadi terapis sistemik pertama yang berpendapat bahwa pemahaman orang-orang akan sistem dimana mereka hidup adalah sesuatu yang penting.

Persepsi Realitas yang Subjektif
Adlerian mencoba untuk melihat dunia dari sudut pandang subjektif klien, sesuatu yang dianggap fenomenologikal. Pendekatan ini fenomenologikal karena pandangan ini memperhatikan cara individu memandang dunia mereka. Realitas subjektif ini meliputi persepsi, pikiran, perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, keyakinan, dan kesimpulan seseorang. Perilaku dimengerti dari perspektif yang subjektif ini. Menurut pandangan Adlerian, realitas objektif tidaklah sepenting bagaiman kita menginterpretasi realitas dan arti yang kita dapatkan dari pengalaman kita.
Anda akan melihat di pembahasan-pembahasan berikutnya bagaimana teori kontemporer telah menggabungkan pandangan subjektif klien akan dunia menjadi faktor dasar dalam menjelaskan perilaku seseorang. Terapi existensial, terapi yang fokus pada klien, terapi gestalt, terapi perilaku kognitif, terapi realitas, serta pendekatan postmodern adalah beberapa pendekatan lain yang memakai perspektid fenomenoligikal.

Kesatuan dan Pola Kepribadian Manusia
Adler menamakan pendekatannya sebagai Individual Psychology dan menekankan pemahaman tentang seseorang secara keseluruhan, bagaiman dimensi-dimensi seseorang merupakan komponen yang saling berhubungan, dan bagaimana komponen-komponen ini distukan oleh pergerakan individu kearah tujuan hidup. Adler menekankan kesatuan dan kedaan dimana dimensi orang tersebut tidak dapat dipisah. Konsep holistik ini menyiratkan bahwa kita tidak dapat dimengerti bila kita dipelajari secara terpisah, dan semua aspek diri kita harus dimengerti dalam hubungan yang kita miliki (Carlson &Englar-Carlson, 2008). Fokus pendekatan ini ada pada pemahaman akan seseorang dalam konteks yang tertanam secara sosial akan keluarga, kebudayaan, sekolah, dan kerja.
Kita adalah mahluk sosial, kreatif, dan dapat mengambil keputusan yang dilakukan dengan suatu tujuan dan tidak dapat sepenuhnya diketahui diluar koteks yang tidak memilki arti dalam hidup kita (Sherman & Dinkmeyer, 1987).
Kepribadian manusia akan bersatu melalui perkembangan tujuan hidup. Pikiran, perasaan, kepercayaan, keyakinan, sikap, karakter, dan perbuatan seseorang merupakan ekspresi keunikannya, dan semua hal ini merefleksikan rencana hidup yang memungkinkan pergerakan kearah tujuan hidup yang dipilih sendiri. Implikasi pandangan holistik ini adalah bahwa klien adalah bagian integral sistem masyarakat. Ada lebih banyak penekanan pada hubungan interpersonal dari pada psikodinamik internal individu.

PERILAKU SEBAGAI SESUATU YANG BEGUNA DAN BERORIENTASI PADA TUJUAN Individual Psychology mengasumsikan bahwa perilaku manusia memiliki satu kegunaan. Orang-orang menentukan berbagai tujuan mereka sendiri, dan perilaku bersatu dalam konteks tujuan-tujuan ini. Konsep perilaku yang memilki tujuan ini bisa jadi merupakan dasar teori Adler. Adler mengganti penjelasan deterministik dengan teleogical (berguna, berorientasi tujuan). Asumsi dasar di Individual Psychology adalah kita hanya dapat berpikir, merasakan, dan berperan sehubungan dengan persepsi kita akan tujuan kita. Karenanya kita hanya dapat dimengerti hanya dengan pemahaman tujuan dan hasil yang kita usahakan. Adlerian tertarik pada masa depan tanpa menyepelakan pentingnya masa lalu. Mereka berasumsi bahwa keputusan didasrkan pada pengalaman seseorang, situasi yang berlaku, dan kearah mana orang itu bergerak. Mereka mencari kontinuitas dengan memperhatikan tema-tema yang pernah dialami seseorang.
Pandangan Adler dipengaruhi oleh filsuf Hans Vaihinger (1965), yang sadar bahwa sering kali orang-orang hidup dalam fiksi atau pandangan bagaimana dunia ideal. Banyak Adlerian menggunakan istilah fictional finalism untuk menunjuk pada central goal imaginer yang membimbing perilaku seseorang. Adler kemudian berhenti menggunakan istilah ini dan menggantinya dengan ”guiding self-ideal” (diri ideal yang membimbing perilaku seseorang) dan ”goal of perfection” (tujuan untuk mencapai kesempurnaan), yang Adler anggap bertanggung jawab atas keinginan kita untuk mencapai superioritas dan kesempurnaan (Watts & Holden, 1994). Kita mulai membayangkan bagaimana jika kita sukses, lengkap, dan sempurna sejak kita masih sangat muda.jika diaplikasikan pada motivasi manusia, guiding self-ideal mungkin akan di ekspresikan dengan cara berikut: ” Hanya pada saat aku sempurna aku akan merasa aman” atau ”Hanya jika aku penting aku akan diterima.” Guiding self-ideal ini merepresentasikan gambaran individual akan tujuan untuk mencapai kesempurnaan, yang akan diusahakan setiap individu di dalam situasi apa pun. Dikarenakan tujuan akhir kita yang subjektif, kita memiliki kekuatan kreatif untuk memilih apa yang akan kita terima sebagai kebenaran, bagaimana kita akan berprilaku, dan bagaimana kita akan menginterpretasikan berbagai kejadian.

BERUSAHA UNTUK MENCAPAI SIGNIFIKANSI DAN SUPERIORITAS Adler menekankan bahwa berusaha untuk mencapai kesempurnaan dan mengatasi ketercatasan dengan mencari keahlian ada pada semua orang (Ansbacher & Ansbacher, 1979). Demi memahami perilaku manusia, penting untuk memahami teori-teori tentang inferioritas dan kompensasi dasar. Sejak kita muda, kita menyadari bahwa kita lemah di dalam berbagai hal, yamg kemudian dikarkterisasikan dengan perasaan inferioritas. Inferioritas ini bukanlah hal negatif dalam hidup. Adler menyatakan saat kita merasa inferior, kita ditarik oleh usaha untuk mencapai superioritas. Adler menjelaskan, tujuan untuk sukses menarik orang untuk bergerak kearah pencapaian dan memungkinkan mereka untuk mengalahkan rintangan-rintangan. Tujuan untuk menjadi superior bermanfaat bagi perkembangan komunitas manusia. Tetapi, harus dimengerti kalau “superioritas” yang digunakan oleh Adler tidak berarti superior dibandingkan dengan orang lain. Tetapi lebih kepada pergerakan dari posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi. Orang-orang menghadapi perasaan ktidakberdayaan dengan mengusahakan kompetensi, keahlian, dan kesempurnaan. Mereka berusaha untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan, atau berusaha untuk menjadi unggul pada satu area untuk mengkompensasi kelemahan di area lain. Cara-cara unik yang digunakan oleh setiap orang adalah apa yang membentuk ciri khas atau gaya hidup. Cara yang digunakan Adler untuk menghadapi pengalaman masa kecil dan masa remajanya adalah contoh nyata dari teori ini.

GAYA HIDUP kepercayaan asumsi utama seseorang membimbing setiap gerakan seseorang selama hidup dan mengatur realitasnya, memberikan arti pada kejadian dalam hidup mereka. Adler menyebutnya pergerakan kehidupan dan gaya hidup individu. Gaya hidup meliputi menghubungkan tema dan aturan interaksi yang menyatukan semua tindakan kita. Gaya hidup sering digambarkan sebagai persepsi kita mengenai diri, orang lain, dan dunia. Hal ini juga meliputi karakteristik cara berpikir, peranan, rasakan, jalani, dan usaha kearah tujuan jangka panjang individu (Mosak & Maniacci, 2008).
Adler memandang kita sebagai aktor, pencipta, dan artis. Dalam mengusahakan tujuan yang memiliki arti bagi kita, kita mengembangkan cara hidup yang unik (Ansbacher, 1974). Konsep ini menjelaskan kenapa kenapa semua perilaku kita saling cocok satu sama lain untuk memberikan kekonsistenan dalam tindakan kita. Memahami gaya hidup seseorang bisa disamakan dengan memahami gaya seorang komposer: ”Kita dapat mulai kapan saja kita mau: semua ekspresi akan membawa kita kearah yang sama, kearah satu motif, satu-satunya melody dimana kepribadian itu dibangun” (Adler, dikutip dalam Ansbacher & Ansbacher, 1964, p.332). orang-orang dipandang lebih proaktif daripada reaktif dalam mendekati lingkungan sosial mereka. Walaupun berbagai peristiwa di lingkungan mempengaruhi perkembangan kepribadian, even-even seperti itu bukanlah penyebab masyarakat menjadi seperti yang sekarang ini.
Dalam mencapai superioritas, Adlerian percaya masing-masing dari kita mengembangkan faset kepribadian yang unik, cara hidup diri kita sendiri. Semua yang kita lakukan terpengaruhi dengan gaya hidup yang unik ini. Pengalaman didalam keluarga hubungan antara saudara menyumbangkan banyak hal pada perkembangan pandangan, pikiran, perasaan, dan perilaku. Pengalaman sendiri bukanlah faktor yang menentukan, tetapi lebih pada bagaimana kita menginterpretsikan berbagai kejadian yang membentuk kepribadian. Interpretasi yang salah dapat menyebabkan kesimpulan yang slah pada logika kita, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku dimasa sekarang. Saat kita menyadari pola dan keberlangsungan hidup kita, kita berada dalam posisi untuk mengubah asumsi-asumsi yang salah dan membuat perubahan-perubahan dasar. Kita dapat membingkai kemabali pengalaman masa kecil dan secara sadar menciptakan gaya hidup yang baru.

Kepentingan Sosial (Social Interest) dan Merasa Menjadi Bagian Komunitas (Community Feeling)
Kepentingan sosial (social interest) dan merasa menjadi bagian komunitas (community feeling), Gemeischafisgefuhl, mungkin merupakan konsep Adler yang paling signifikan dan khas (Ansbacher, 1992). Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kesadaran bahwa sesorang merupakan bagian dari komitas manusia dan sikap individual dalam menghadapi dunia sosial.
Kepentingan sosial menunjukkan sebuah kepentingan untuk menyamakan jalan seseorang dengan kepentingan komunitas, dan hali ini meliputi sikap positif seseorang terhadap orang lain di dunia ini. Social interest adalah kapastias untuk bekerja sama dan bermanfaat (Milliren & Clemmer, 2006). Social interest mengharuskan kita untuk memiliki kontak yang cukup dengan masa sekarang untuk melangkah kedepan ke arah masa depan yg penuh arti, bahwa kita bersedia untuk memberi dan menerima, dan mengembangkan kapasitas kita untuk berguna demi kebaikan orang lain (Milliren, Evans, & Newbauer, 2007). Social interest meliputi usaha demi mencapai masa depan yang lebih baik bagi kemanusiaan. Proses sosialisasi yang dimulai sejak kecil, meliputi usaha untuk menemukan tempat di masyarakat dan mendapatkan rasa menjadi bagian dan bermanfaat di masyarakat (Kefir, 1981). Adler beranggapan bahwa social interest adalah sesuatu yag bersifat mendasar bagi setiap orang, tapi Adler juga percaya bahwa hal ini haruslah diajarkan, dipelajari, dan digunakan. Adler menyamakan kepentingan sosial dengan identifikasi dan empati pada orang lain: ”untuk melihat dengan mata orang lain, untuk mendengar dengan telinga orang lain, dan merasakan dengan hati orang lain” (seperti yang dikutip dalam Ansbacher &ansbacher, 1998, p.42). social interest adalah indikator utama untuk kesehatan mental. Orang –orang yang mementingkan kepentingan bersama biasanya mengarahkan usahanya ke sisi kehidupan yang sehat serta berguna bagi masyarakat. Menurut pandangan Adlerian, semakin bertambahnya keinginan untuk berguna bagi masyarakat, maka perasaan inferior dan alienasi akan semakin berkurang. Orang-orang mengekspresikan social interest melalui kegiatan yang dilakukan bersama dan rasa saling menghormati.
• Dia mempunyai ekspektasi bahwa apapun jarang berjalan lancar.
• Dia membebani dirinya sendiri dengan perasaan bersalah karena dia yakin bahwa dia mengecewakan semua orang.
Walaupun orang ini mengembangkan konsep/idea yang salah ini saat dia masih muda, dia masih bergantung terhadap konsep/idea ini sebagai aturan dalam kehidupan. Ekspektasinya, yang sebagian besar bersifat pesimistik, cenderung memuaskan di beberapa level saat ia mencari cara untuk membenarkan keyakinannya. Kedepresian ini pada akhirnya akan bertindak sebagai alat yang membantu dia dalam menghindari orang lain, dalam kegiatan yang dia anggap akan gagal. Dalam terapi, orang ini akan belajar cara bagaimana untuk melawan struktur dari logika peribadinya tersebut. Dalam kasus ini silogismenya adalah sebagai berikut :
• “Pada dasarnya aku tidak dicintai.”
• “Dunia ini dipenuhi dengan orang yang lebih cenderung menolak.”
• “Oleh karena itu, aku harus sendiri ( menahan diri ) supaya aku tidak terluka.”
Pribadi ini berpegang pada beberapa kesalahan dasar, dan logika pribadinya menawarkan beberapa fokus psychological sebagai pengobatannya. Mosak (1977) mengidentifikasi beberapa tema utama atau keyakinan dalam kehidupan klien: “Aku harus mendapatkan yang aku mau dalam hidup.” “Aku harus mengontrol semuanya dalam kehidupanku.” “ Aku harus tahu semua yang perlu ku ketahui dan kesalahan kecil akan berakhir bencana.” “ Aku harus sempurna dalam semua hal yang aku lakukan.”.
Gampang untuk dilihat bagaimana kedepresian mungkin mengikuti cara berpikir semacam ini, tetapi Adlerians juga menyadari bahwa depresi juga bertindak sebagai alasan untuk pribadi ini mundur dari kehidupan/pergaulan. Penting bagi terapis untuk mendengar/menyadari tujuan utama dari perilaku klien ini. Adlerians melihat bahwa perasaan sejajar/segolongan dengan pikiran dan sebagai bahan bakar dalam bertindak. Pertama kita berpikir, kemudian merasa, dan kemudian bertindak. Karena emosi dan intuisi mempunyai tujuan, diperlukan waktu terapi yang cukup untuk menemukan dan mengerti tujuan ini dan mengorientasi ulang klien menuju cara efektif suatu pribadi. Karena klien tidak dianggap oleh terapis sebagai orang dengan penyakit kejiwaan atau terganggu secara emosional, akan tetapi sebagai orang yang patah semangat/tidak bersemangat, terapis akan memberikan klien dorongan semangat agar perubahan menjadi mungkin. Melalui proses terapi, klien akan menemukan bahwa dia memiliki sumber daya dan pilihan untuk diambil dalam berurusan dengan masalah dan kegiatan di dalam kehidupan.


Hubungan antara Terapis dan Klien
Adlerians menganggap hubungan klien-terapis yang baik adalah antara orang yang setara berdasarkan kerja sama, kepercayaan yang sama satu sama lain, rasa hormat, kepercayaan diri, kolaborasi, dan tujuan yang sama. Mereka memberikan tempat yang spesial bagi model komunikasi konsultasi dan bertindak atas dasar keyakinan yang baik. Dari awal terapi dilakukan, hubungan yang ada adalah kolaborasi, dengan karakteristik 2 orang bekerja secara setara/sederajat menuju tujuan yang spesifik dan telah disetujui sebelumnya. Terapis Adlerian berusaha untuk membentuk dan mempertahankan aliansi menyembuhkan yang setara dan hubungan orang-ke-orang dengan klien mereka. Mengembangkan hubungan menyembuhkan yang kuat penting untuk mendapatkan hasil yang sukses (Carlson et al., 2006). Dinkmeyer dan Sperry (2000) mengatakan bahwa pada awal konseling dengan klien harus dimulai dengan memformulasikan rencana, atau kontrak, yang menjelaskan apa yang mereka mau, bagaimana mereka merencanakan untuk mencapai tujuan tersebut, apa yang mencegah dalam mendapatkan kesuksesan tujuan mereka, bagaimana mereka mengubah perilaku yang tidak produktif menjadi perilaku yang konstruktif, dan bagaimana mereka bisa menggunakan secara maksimal aset yang mereka miliki untuk mencapai tujuan. Kontrak ini menetapkan tujuan dari proses kounseling dan menjelaskan tanggung jawab masing – masing dari terapis dan klien. Mengembangkan/membuat kontrak bukanlah suatu keharusan dalam terapi Adlerian, tetapi kontrak dapat memberikan fokus yang lebih jelas/sempit dalam terapi.
Applikasi : Tekhnik Terapi/Penyembuhan dan Prosedur
Kounseling Adlerian terstruktur diseputar empat objektif utama yang berhubungan dengan empat fase dari proses penyembuhan (Dreikurs, 1967). Fase ini tidak linear dan tidak berlangsung dalam langkah-langkah yang kaku; melainkan fase ini bisa lebih dimengerti seperti rajutan yang akhirnya menghasilkan permadani. Fase-fase ini adalah sebagai berikut:
1. Membentuk/membuat hubungan terapi/penyembuhan yang baik.
2. Meng-eksplorasi dinamik psikologi yang bekerja di klien (penilaian).
3. Mendukung pengembangan pengertian atas diri sendiri ( pengertian atas tujuan terapi ).
4. Membantu klien membuat pilihan-pilihan baru ( orientasi ulang dan pengajaran ulang ).
Dreikurs (1997) menggabungkan fase-fase ini kedalam yang ia sebut minor psychotherapy dalam konteks dan layanan pengobatan holistik. Pendekatannya dalam terapi telah menghasilkan apa yang sekarang bernama Adlerian brief therapy atau ABT (Bitter, Christensen, Hawes , & Nicoll, 1998). Cara kerja ini akan dijelaskan di seksi-seksi selanjutnya.
Fase 1: Membangun Hubungan
Penganut Adlerian bekerja dalam cara kolaborasi dengan klien, dan hubungan ini berdasarkan atas rasa kepedulian, keterlibatan dan pertemanan. Perkembangan dari proses penyembuhan hanya mungkin terjadi jika adanya kesamaan tujuan yang jelas antara terapis dan klien. Proses kounseling, agar efektif, harus berurusan dengan masalah personal yang klien kenali/akui sebagai sesuatu yang penting dan klien bersedia untuk meng-eksplorasinya dan mengubahnya. Kemanjuran terapi dalam tahap akhir Adlerian terapi dapat diprediksi berdasarkan perkembangan dan kelanjutan dari hubungan penyembuhan yang solid selama fase awal terapi (Watts, 2000;Watts & Pietrzak, 2000).
Terapis Adlerian mengutamakan membuat kontak orang-ke-orang dengan klien dibanding memulainya langsung dengan “masalahnya”. Klien memperlihatkan masalahnya cenderung cepat, tetapi fokus awal haruslah orangnya, bukan masalahnya. Satu cara untuk membuat kontak yang efektif adalah bagi terapis untuk membantu klien sadar atas aset dan kekuatan yang ia miliki dibanding terus menerus berurusan dengan kekurangan dan kelemahannya. Selama fase awal, hubungan yang positif tercipta dengan cara mendengarkan, merespon, memperlihatkan rasa hormat kepada kapasitas klien untuk mengerti atas tujuan (yg ingin dicapai) dan mencari perubahan, dan memperlihatkan keyakinan, harapan dan kasing sayang. Saat klien memasuki terapi, pada umumnya mereka sudah membuang/melepaskan harga diri dan penghormatan atas diri mereka sendiri. Mereka kurang dalam keyakinan atas kemampuan mereka untuk berurusan/menangani dengan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan. Terapis menyediakan dukungan, yang merupakan obat untuk keputus-asaan dan patah semangat. Untuk beberapa orang, terapi mungkin adalah salah satu dari sedikit momen dimana klien benar-benar mengalami kepedulian/kasih sayang dalam hubungan manusia.
Adlerian memberikan perhatian lebih ke pengalaman subjektif klien dibanding penggunaan tehknik. Adlerian mencocokkan tehnik mereka dengan kebutuhan setiap klien. Selama tahap awal kounseling, tehknik utama adalah hadir dan mendengarkan dengan empati, mengikuti pengalaman subjektif klien sedekat mungkin , mengidentifikasi dan memperjelas tujuan-tujuan, dan menyarankan/menduga petunjuk/isyarat awal tentang tujuan dalam gejala-gejala, tindakan-tindakan, dan interaksi-interaksi dari klien. Penasehat Adlerian pada umumnya aktif, terutama selama sesi awal terapi. Mereka menyediakan struktur dan membantu klien untuk menentukan/mendefinisikan tujuan personal klien, mereka melakukan penilaian psikologi dan menawarkan interpretasiannya (Carlson et al., 2006). Adlerian berusaha untuk mendapatkan pesan verbal dan nonverbal dari klien, mereka ingin mengakses pola utama dalam kehidupan klien. Jika klien merasa sangat dimengerti dan diterima, klien akan lebih fokus atas apa yang ia inginkan dari terapi dan pada akhirnya membuat tujuan-tujuan. Pada tahap ini terapis akan menyediakan perspektif yang lebih luas yang akan membantu klien untuk melihat dunianya secara berbeda.
Fase 2 : Mengeksplorasi Perilaku Kejiwaan Individual
Tujuan dari fase ke-2 dari Adlerian counseling adalah untuk mengerti lebih dalam gaya hidup individu/klien. Selama fase penilaian, fokusnya berada di konteks sosial dan kultural individu. Dibanding dengan berusaha untuk mencocokkan klien dengan model yang sudah ada, penganut Adlerian membolehkan konsep identitas kultural yang menonjol untuk muncul didalam proses terapi, dan masalah ini akan ditangani selanjutnya (Carlson &Englar-Carlson, 2008). Fase penilaian ini dilanjutkan dengan dua bentuk interview : the subjective interview (wawancara subjektif) dan the objective interview (wawancara objektif) (Dreikurs, 1997). Dalam wawancara subjektif, penasehat/terapis membantu klien untuk menceritakan kisahnya selengkap mungkin. Proses ini difasilitasi oleh penggunaan empati dalam mendengarkan dan merespon. Akan tetapi mendengarkan secara aktif saja tidak cukup. Wawancara subjektif harus diikuti rasa penasaran, kekaguman dan ketertarikan. Apa yang klien katakan akan menimbulkan ketertarikan bagi terapis dan berujung, secara natural, ke pertanyaan selanjutnya yang lebih penting mengenai klien dan kisah hidupnya. Wawancara subjektif yang terbaik adalah yang memperlakukan klien sebagai ahli dalam kehidupannya sendiri, membuat klien merasa benar-benar didengar. Selama wawancara subjektif, penasehat/terapis Adlerian mendengarkan untuk mencari petunjuk dalam aspek pendekatan dan penerimaan klien dalam kehidupannya. “Wawancara subjektif harus mengeluarkan pola-pola dalam kehidupan seseorang (klien), mengembangkan hipotesa tentang apa yang manjur untuk orang tersebut dan menentukan apa saja yang penting dalam berbagai kekhawatiran dalam kehidupan klien.” (Bitter et al., 1998, p.98). Mendekati akhir wawancara, terapis Adlerian menanyakan :“Apakah ada hal lain yang anda pikirkan perlu aku tahu untuk mengerti anda dan masalah anda?”.
Wawancara objektif bertujuan untuk menemukan informasi tentang: (a) bagaimana masalah dalam kehidupan klien dimulai; (b) kejadian-kejadian yang memulai; (c) sejarah medis klien, termasuk pengobatan sekarang dan masa lalu; (d) sejarah kehidupan sosial; (e) alasan klien memilih terapi pada saat ini; (f) cara orang tersebut menghadapi kehidupannya; dan (g) observasi gaya hidup.

KONSTELASI KELUARGA adler berpendapat bahwa keluarga langsung memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Menurutnya, cara suatu keluarga mendidik anak-anak adalah hal yang membentuk pandangan mereka yang unik akan diri sendiri, dunia dan orang lain. Dalam konteks keluarga, berikut adalah hal yang sering ditanyakan dalam satu konseling:
• Anak manakah yang menjadi anak kesayangan?
• Siapakah figur ayah dalam keluarga anda? Dan siapakah figur ibunya?
• Anak mana yang paling mirip dengan ayah? Dengan ibu? Dalam hal apa?
• Saudara manakah yang paling berbeda darimu? Dalam hal apa?
• Saudara manakah yang paling mirip denganmu? Dalam hal apa?
• Bagaimana anda menggambarkan diri anda saat masih keci?
• Apakah orang tua anda rukun? Biasanya dalam hal apa mereka setuju? Bagaimana mereka menghadapi ketidaksetujuan? Bagaimana cara mereka mendisiplinkan anak?

INGATAN MASA KECIL Seperti yang anda tahu, prosedur lain yang digunakan Adlerian adalah untuk menenyakan klien tentang ingatan paling awal mereka, termasuk umur dari orang dalam ingatan tersebut. Ingatan paling awal (early recollection) adalah satu kejadian yang paling diingat seseorang secara mendetail.
Terapis Adlerian mungkin akan menggunakan ingatan ini untuk banyak tujuan. Hal ini termasuk (a) assessment tentang kepercayaan orang tersebut tentang dirinya sendiri, orang lain, kehidupan, dan etis; (b) assessment tentang pendapat klien soal pendapatnya tentang konseling dan hubungan konseling; (c) verifikasi cara klien menghadapi masalah; (d) assessment tentang kekuatan, aset, dan ide-ide yang menghalangi individu (Bitter et al, 1998, p. 99)
Dalam mengartikan ealy recollections, adlerian mungkin akan menanyakan beberapa pertanyaan ini:
• Peran apa yang dimiliki klien dalam memori tersebut? Apakah ia seorang observer atau berpartisipasi?
• Siapa lai yang berada dalam memori itu? Apa sjakah peran mereka?
• Apa tema dominan dan pola yang ada pada memori-memori tersebut?
• Perasaan apa yang diekspresikan dalam ingatan itu?
• Apa yang membuat ia memilih ingatan tersebut? Apa yang orang tersebut ingin katakan?

INTEGRASI DAN KESIMPULAN saat semua materi sudah dikumpulkan, gabungkan kesimpulan data-data yang telah dikembangkan. Kesimpulan berbeda bagi klien yang berbeda, dan kesimpulan yang sama biasanya adalah kesimpulan naratif subjektif tentang pengalam dan kehidupan klien. Hal ini dilakukan untuk mendiskusikan topik spesifik dan bertanya pada klien.
Biasanya oarng yang menganggap mitos itu benar karena merka meyakini hal itu. Mosak dan Maniacci mengurutkan 5 dasar kesalahan dalam integrasi psikologi Adlerian.
1. Overgeneralizations: “tidak ada keadilan didunia ini
2. Tujuan tentang keamanan yang salah atau tidak mungkin:” aku harus menyenangkan semua orang jika aku ingin merasa dicintai”
3. Persepsi yang salah tentang kehidupan dan tuntutannya: “kehidupanku sangat berat”
4. Minimalisasi atau penolakan seseorang tentang keberhargaannya: ‘pada dasarnya saya adalah orang bodoh, jadi siapa yang mau berurusan denganku?
5. Nilai-nilai yang salah: “aku harus mencapai posisi teratas, tak peduli siapa yang terluka dalam prosesnya”

Berikut adalah kesalahan dasar menyimpulkan. Perhatikan autobigrafi milik Stan ini:
• “Jangan terlalu dekat dengan orang lain, terutama wanita, karena mereka akan membatasi dan mengontrolmu jika mereka bisa” (overgeneralizations)
• “aku tidak terlalu diinginkan oleg orang tuaku, karenanya akan lebih baik bagiku jika aku tidak terlihat.” (Minimalisasi atau penolakan seseorang tentang keberhargaannya)
• “Penerimaan dan persetujuan orang lain adalah hal penting bagi saya, saya akan melakukan apa saja untuk melakukan apa yang diharapkan orang lain” (Tujuan tentang keamanan yang salah atau tidak mungkin).

Lebih lagi, teori Adlerian berguna dalam membantu klien untuk mengidentifikasi dan memerikasa beberapa ketakutan umum mereka. Ketakutan ini termasuk merasa tidak sempurna, lemah, tidak disetujui, dan menderita karena penyesalan masa lalu (Carlson & Englar-Carlson, 2008).

Tahap 3 : mendorong pemahaman diri dan wawasan.
Dalam fase ketiga, terapis alderian menjelaskan pemikirannya sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman diri dan wawasan. Mosak dan Maniacci (2008) mendefinisikan wawasan sebagai “pemahaman yang dilakukan dalam tindakan konstruktif”. Ketika adlerians berbicara tentang wawasan, mereka mengacu pada pemahaman tentang motivasi yang beroperasi dalam kehidupan klien. pemahaman diri hanya mungkin jika memiliki tujuan tersembunyi dan perilaku yang dilakukan secara sadar. adlerians menganggap wawasan sebagai bentuk khusus dari sadar yang memfasilitasipemahaman yang bermakna dalam hubungan terapeutik dan bertindak sebagai dasar untuk perubahan. Wawasan adalah alat untuk mencapai tujuan, dan tidak ada suatu tujuan itu sendiri. Orang dapat membuat perubahan yang cepat dan signifikan tanpa wawasan banyak.
keterbukaan dan waktu yang tepat interpretasi teknik yang memfasilitasi proses mendapatkan wawasan. Interpretasi berkaitan dengan motif yang mendasari klien untuk berperilaku seperti yang mereka lakukan di sini dan sekarang. Adlerian pengungkapan dalam hidup, suatu tujuandan tujuan, logika pribadi seseorang dan cara kerjanya, dan perilaku saat seseorang.
interpretasi Adlerian adalah saran yang disajikan secara tentatif dalam bentuk terbuka dapat dieksplorasi di berbagai sesi. Dugaan atau tebakan mereka, sering dinyatakan dalam cara-cara seperti: "menurut saya itu ...," "Mungkinkah bahwa ...," atau "ini adalah bagaimana tampaknya saya ..." karena interpretasi disajikan dengan cara ini, klien tidak dipimpin untuk membela diri, dan mereka merasa bebas untuk mendiskusikan dan bahkan berdebat dengan dugaan dan tayangan konselor. meskipun proses ini, baik konselor dan klienakhirnya datang untuk memahami motivasi klien,cara-cara dimana motivasi ini yang nbowberkontribusi terhadap pemeliharaan masalah,dan apa clienbt dapat lakukan untuk memperbaiki situasi.

Tahap 4 : reorientasi dan pendidikan ulang
Tahap terakir, proses terapi adalah fase tindakan berorientasi yang dikenal sebagai reorientasi dan pendidikan ulang: menempatkan wawasan ke dalam praktek. Klien didorong dan ditantang untuk mengembangkan keberanian untuk mengambil risiko dan membuat perubahan dalam hidup mereka.

Adlerian tertarik lebih pada perubahan perilaku. reorientasi melibatkan aturan pergeseran iterasi, proces, dan motivasi. pergeseran ini difasilitasi melalui perubahan kesadaran, yang sering terjadi selama sesi terapi dan yang ditransformasikan ke dalam tindakan di luar kantor terapi (Bitter & Nicoll, 2004). di samping itu, terutama pada tahap terapi, adlerians berfokus pada pendidikan ulang (melihat bagian tujuan terapeutik) adlerians mengajar, membimbing, memberikan informtion, dan dorongan penawaran untuk klien yang tidak dianjurkan.

dalam beberapa kasus, perubahan yang signifikan diperlukan klien untuk mengatasi kekecewaan dan menemukan tempat untuk diri mereka sendiri dalam kehidupan ini. bagaimanapun,orang lebih sering, hanya perlu reorientasi ke sisi yang berguna bagi hidupnya. Sisi yang berguna melibatkan rasa memiliki dan sedangkan nilai, memiliki kepentingan pada orang lain dan kesejahteraan mereka, keberanian, penerimaan ketidaksempurnaan, kepercayaan diri,rasa humor, kemauan untuk memberikan kontribusi, dan keramahan keluar.
sisi tidak berguna hidup ditandai dengan penyerapan diri, menarik diri dari taks hidup, perlindungan diri, atau tindakan melawan sesama manusia. orang di sisi tidak berguna hidup menjadi kurang fungsional dan lebih rentan terhadap psikopatologi. Terapi Adlerian bertentangan dengan penyusutan, isolasi, dan kemunduran, dan berusaha untuk membantu klien mendapatkan keberanian dan kekuatan untuk bberhubungan dengan kekuatan dalam diri mereka, kepada orang lain, dan untuk kehidupan. seluruh fase ini, intervensi tidak lebih penting dari dorongan.
Proses dorongan. dorongan adalah prosedur adlerians paling khas, dan itu merupakan pusat semua fase konselingterapi itu sangat penting sebagai orang menganggap perubahan dalam hidup mereka.dorongan secara harfiah berarti "untuk membangun keberanian." keberanian terjadi ketikaorang menjadi sadar akan kekuatan mereka,ketika mereka merasa mereka berada dan tidak sendirian, dan ketika mereka memiliki rasaharapan dan dapat melihat kemungkinan-kemungkinan baru bagi dirinya danliving.encouragement sehari-hari merekamemerlukan menunjukkan iman pada orang,expectinbg mereka untuk bertanggung jawab atas hidup mereka dan menghargai mereka untuksiapa mereka (carlson dkk 2006). Carlson dan englar Carson (2008) mencatat dorongan yang melibatkan mengakuibahwa hidup bisa sulit, namun sangat penting untuk menanamkan rasa iman klien bahwa mereka dapat membuat perubahan dalam hidup.milliren, Evans dan Newbauer (2007)mempertimbangkan dorongan sebagai kuncidalam memajukan dan mengaktifkan kepentingan sosial. mereka menambahkan dorongan yaituintervensi terapi universal untuk andleriankonselor, bahwa itu adalah sikap dasar ratheirtahn teknik, stangeshs, atau sumber daya internal, salah satu tugas konselor utama adalah untuk membantu melakukannya.
Adlerian percaya bahwa kepuasan adalah dasar kondisi yang mencegah orang untuk berfungsi dan mereka melihat dorongan sebagai obat penawar. sebagai bagian dari proses dorongan, adleriansmenggunakan varietas kognitif, perilaku dan teknikpengalaman untuk membantu klien mengidentifikasi dan menantang kognisi mengalahkan diri, menghasilkan pandanga alternatif dan memanfaatkan aset, kekuatan dan sumber daya.(Ansbacher & Ansbacher, 1964; Dinkmeyer &Sperry, 2000; watt & Pietrazak, 2002; Watts &Shulman 2003)
Dorongan memiliki banyak bentuk, tergantung pada tahap proses konseling. dalam hasil hubungan fase, dorongan dari saling menghormati konselor berusaha melahirkan.dalam tahap penilaian, yang pasrtially dirancanguntuk menerangi kekuatan pribadi, klien didorong untuk mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri dan dapat membuat pilihan yang berbeda berdasarkanpemahaman baru. selama reorientasi, dorongandatang ketika kemungkinan-kemungkinan baruyang dihasilkan dan ketika orang menegaskan untuk mengambil langkah positif untuk mengubah hidup mereka menjadi lebih baik

Perubahan dan pencarian kemungkinan-kemungkinan baru. Selama fase reorientasi konseling, klien membuat keputusan dan mengubah tujuan mereka. mereka didorong untuk bertindak seolah-olah merekaorang yang mereka inginkan, yang dapat berfungsi untuk menantang asumsi membatasi diri. Klien diminta untuk menangkap diri mereka sendiridalam proses mengulangi pola lama yang telah menyebabkan perilaku yang tidak efektif. Komitmen adalah bagian penting dari reorietation.

PERUBAHAN DAN PENCARIAN UNTUK KEMUNGKINAN BARU
Selama fase orientasi konseling, klien membuat keputusan dan memodifikasi tujuan mereka. Mereka didorong untuk bertindak seolah-olah mereka sebagai orang yang mereka inginkan, yang dapat berfungsi untuk menantang asumsi keterbatasan diri. Klien diminta untuk menangkap diri mereka dalam proses pengulangan pola-pola lama yang telah menyebabkan perilaku tidak efektif. Komitmen adalah bagian dasar dari reorientasi. Jika klien mengharapkan perubahan, mereka harus berkeinginan untuk menyusun tugas-tugas untuk diri mereka dalam kehidupan tiap harinya dan melakukan sesuatu yang spesifik tentang masalah mereka. Dengan ini, klien menerjemahkan pemahaman baru mereka dalam tindakan yang konkrit. Bitter dan Nicoll (2004) menekankan perubahan nyata terjadi antara sesi, dan tidak dalam terapi itu sendiri. Mereka menyatakan bahwa penentuan strategi strategi adalah langkah pertama yang penting, dan stress bahwa dibutuhkan eberanian dan dorongan bagi klien untuk mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari di terapi untuk kehidupan sehari-hari.
Tindakan ini-fase orientasi adalah waktu untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Konselor dan klien memikirkan alternative yang memungkinkan dan konsekuensi mereka, mengevaluasi bagaimana alternative ini akan memenuhi tujuan klien, dan memutuskan suatu aksi tertentu. Alternatif terbaik dan kemungkinan baru adalah yang dihasilkan oleh klien, dan konselor harus harus menawarkan klien banyak dukungan dan dorongan selama proses tahap ini.

MEMBUAT SEBUAH PERBEDAAN. Konselor Adlerian berusaha untuk membuat perbedaan dalam kehidupan klien mereka. Perbedaan itu mungkin dimanifestasikan oleh perubahan perilaku atau sikap atau persepsi. Adlerian menggunakan banyak perbedaan teknik untuk mempromosikan perubahan, beberapa di antaranya telah menjadi intervensi umum di dalam model terapi lainnya. Teknik itu pergi dengan nama kedekatan, saran, humor, keheningan, niat paradox, bertindak jika sebagai, meludah di sup klien, penangkapan diri, teknik tekan tombol, eksternalisasi, re-authoring, menghindari perangkap, konfrontasi, menggunakan cerita dan fabel, analisis ingatan awal, pengkajian gaya hidup dan meringkas semuanya telah digunakan. (Carlston & Slavik, 1997; Carlston et ai., 2006; Dinkmeyer & Sperry, 2000; Disque & Bitter, 1998 Mosak & Maniacci, 2008). Praktisi Adlerian dapat menggunakan berbagai macam teknik lain secara kreatif, selama metode ini secara filosofis konsisten dengan premis teori dasar psikologi Adlerian. (Milliren et al, 2007). Adlerians adalah pragmatis ketika datang untuk menggunakan teknik yang sesuai untuk klien tertentu. Secara umum, bagaimanapun, praktisi Adlerian fokus pada modifikasi motivasi dari pada mengubah perilaku dan mendorong klien untuk melakukan perubahan holistik pada hidup di sisi yang berguna. Semua konseling merupakan upaya kerjasama, dan membuat perbedaan tergantung pada kemampuan konselor untuk memenangkan kerjasama klien.

Area Aplikasi

Adler mengantisipasi arah masa depan dari profesi menolong dengan memanggil terapis untuk menjadi aktivis sosial dan dengan mengatasi pencegahan dan remediasi kondisi sosial yang bertentangan dengan kepentingan sosial dan mengakibatkan masalah manusia. Adler adalah perintis upaya pada layanan pencegahan dalam kesehatan mental yang membuatnya semakin mendukung untuk peran Psikologi individu di sekolah dan keluarga. Karena Psikologi Individual didasarkan pada model pertumbuhan, bukan model medis, itu berlaku untuk bidang bervariasi seperti kehidupan sebagai pedoman anak; konseling orang tua-anak; konseling pasangan; konseling keluarga dan terapi; konseling kelompok dan terapi; konseling individu dengan anak, remaja, dan dewasa; konflik budaya; pemasyarakatan dan rehabilitasi konseling; dan institusi kesehatan mental. Prinsip Adlerian telah banyak diterapkan untuk program penyalahgunaan zatmasalah sosial untuk memerangi kemiskinan dan kejahatan, masalah lanjut usia, sistem sekolah, agama, dan bisnis.

APLIKASI UNTUK PENDIDIKAN Adler (1930/ 1978) menganjurkan pelatihan baik guru dan orangtua dalam praktek-praktek yang efektif yang menumbuhkan minat sosial anak dan mengakibatkan rasa kompetensi dan harga diri. Adler memiliki minat dalam menerapkan ide-idenya untuk pendidikan, terutama dalam menemukan cara untuk memperbaiki gaya hidup yang salah dari anak-anak sekolah. Dia memulai proses untuk bekerja dengan siswa dalam kelompok dan untuk mendidik orang tua dan guru. Melalui penyediaan guru(???) dengan cara untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan dasar anak, ia berusaha untuk mempromosikan kepentingan sosial dan kesehatan mental. Adler mendahului waktunya(????) dalam advokasi untuk sekolah untuk mengambil peran aktif dalam mengembangkan keterampilan sosial dan karakter pendidikan serta mengajarkan dasar-dasar. Banyak model pendidikan guru besar didasarkan pada prinsip-prinsip Psikologi Adlerian (lihat Albert, 1996). Selain Adler, pendukung utama Psikologi individu sebagai dasar untuk proses belajar-mengajar adalah Dreikurs (1968, 1971).

APLIKASI UNTUK PENDIDIKAN ORANG TUA. Pendidikan orang tua berusaha untuk meningkatkan hubungan antara orangtua dan anak dengan mempromosikan pemahaman yang lebih besar dan penerimaan. Orang tua diajarkan bagaimana mengenali tujuan anak yang salah dan menggunakan konsekuensi logis dan alami untuk membimbing anak-anak terhadap perilaku yang lebih produktif. Pendidikan orang tua Adlerian juga mendengarkan stress anak, membantu anak-anak menerima konsekuensi dari perilaku mereka, menerapkan pembinaan emosi, mengadakan pertemuan keluarga, dan menggunakan doronganDua program pendidikan terkemuka orangtua di Amerika Serikat yang baik berdasarkan prinsip Adlerian: mereka adalah STEP (Dinkmeyer & McKay, 1997) dan Active Parenting (Popkin, 1993).

APLIKASI UNTUK KONSELING PASANGAN. Terapi Adlerian dengan pasangan dirancang untuk menilai keyakinan seorang pasangan dan perilaku sedangkan mendidik mereka dalam cara yang lebih efektif dalam mencapai tujuan hubungan mereka. Clair Hawes telah mengembangkan pendekatan untuk konseling pasangan dalam model terapi Adlerian singkat. Selain mengatasi kesesuaian gaya hidup, Hawes melihat pada kenangan awal pernikahan dan hubungan masing-masing pasangan, hubungan intim, spiritualitas, perawatan diri, dan harga diri (Bitter et al., 1998; Hawes, 1993; Hawes & Blanchard, 1993). Carlson, Watts, dan Maniacci (2006) menjelaskan bagaimana Adlerians mencapai tujuan terapi pasangan singkat: Mereka menumbuhkan minat sosial, membantu pasangan dalam mengurangi perasaan rendah diri dan mengatasi keputusasaan, Membantu pasangan memodifikasi pandangan dan tujuan mereka, membantu pasangan untuk merasakan kualitas dalam hubungan mereka, dan memberikan keterampilan dalam membangun peluang. Terapis bertujuan untuk menciptakan solusi untuk masalah, meningkatkan pilihan pasangan, dan membantu klien menemukan dan menggunakan individu (????) dan sumber daya kolektif.
Berbagai macam teknik yang berlaku untuk bentuk-bentuk konseling dapat digunakan ketika bekerja dengan pasangan. Pada konseling pasangan, Pasangan diajarkan teknik spesifik yang dapat meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Beberapa teknik adalah mendengarkan, parafrase, memberikan umpan balik, pertemuan setelah pernikahan, daftar harapan, melakukan pekerjaan rumah, dan memberlakukan pemecahan masalah. Adlerians menggunakan metode psikoedukasional dan pelatihan keterampilan dalam konseling pasangan.
Adlerians kadang-kadang akan melihat klien sebagai pasangan, kadang-kadang secara individu dan kemudian bergantian sebagai pasangan dan sebagai individu. Daripada mencari siapa yang salah dalam hubungan, terapis memandang dari gaya hidup pasangan dan interaksi dari dua gaya hidup. Penekanan diberikan untuk membantu mereka memutuskan apakah mereka ingin mempertahankan hubungan mereka, dan jika demikian, apa mereka bersedia untuk membuat perubahan.

APLIKASI UNTUK KONSELING KELUARGA. Dengan penekanan pada konstelasi keluarga, holisme, dan kebebasan terapis untuk berimprovisasi, Pendekatan Adler memberikan kontribusi dasar pada perspektif terapi keluarga. Adlerians bekerja dengan fokus keluarga pada suasana kekeluargaan, konstelasi keluarga, dan tujuan interaktif dari setiap anggota (Bitter, Roberts, & Sonstegard, 2002). Suasana keluarga adalah iklim yang mencirikan hubungan antara orang tua dan sikap mereka terhadap kehidupan , peran gender, pengambilan keputusan, persaingan, kerjasama, menghadapi konflik, tanggungjawab, dan sebagainya. Suasana, termasuk menyediakan model peran orang tua, mempengaruhi anak-anak saat mereka tumbuh dewasa. Proses terapi berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang interaksi individu-individu dalam sistem keluarga. Mereka yang mempraktekkan terapi keluarga Adlerian berusaha untuk memahami tujuan, keyakinan, dan, perilaku, setiap anggota keluarga dan keluarga sebagai entitas dalam dirinya sendiri.


Aplikasi Untuk penyuluhan Grup
Adler dan rekan kerjanya menggunakan pendekatan group pada pusat bimbingan anak di Vienna pada awal tahun 1921 (Dreikurs,1969). Dreikurs mempopulerkan hasil pekerjaan Adler dan menggunakan grup psikoterapi pada latihan pribadinya selama 40 tahun. Walaupun Dreikurs memperkenalkan group terapi kepada latihan psikiatriknya sebagai cara untuk menghemat waktu , dia dengan cepat menemukan karakteristik unik pada grup yang membuat cara efektif untuk menolong orang untuk berubah. Perasaan rendah diri bisa ditantang dan menetral efektif dalam kelompok, dan konsep yang disalah artikan dan nilai adalah akar sosial dan gangguan emosi dapat sangat dalam mempengaruhi karena kelompok adalah nilai pembentuk agen (sonstegard & Bitter,2004).
Alasan untuk konseling Grup Adlerian didasarkan pada premis bahwa masalah kita yang utama adalah yang bersifat sosial. Grup menyediakan konteks sosial in yang anggota dapat mengembangkan rasa memiliki, keterkaitan sosial, dan komunitas. sonstegard & Bitter (2004) menulis bahwa grup partisipan datang untuk melihat bahwa banyak dari masalah mereka secara interpersonal, bahwa perilaku mereka memiliki makna sosial, dan bahwa tujuan mereka terbaik dapat dipahami dalam kerangka tujuan sosial.Dari sudut pandang saya, penggunaan awal ingatan adalah sebuah fitur yang unik dari konseling grup Adlerian. Seperti yang telah disebutkan . dari berbagai macam ingatan awal, individu dapat mendapatkan rasa yang jelas tentang gagasan mereka keliru, sikap saat ini, ketertarikan sosial, dan kemungkinan kebiasaan yang akan datang. Melalui saling berbagi ingatan awal, anggota mengembangkan rasa koneksi satu sama lain, dan kohesi kelompok meningkat. Kelompok ini menjadi agen perubahan karena hubungan interpersonal yang baik antara anggota dan darurat harapan.
Terutama menghargai cara Adlerian kelompok konselor menerapkan strategi aksi pada setiap sesi kelompok dan terutama selama tahap reorientasi mana keputusan baru yang dibuat dan tujuan yang dimodifikasi. Untuk menantang asumsi membatasi diri, anggota dianjurkan untuk bertindak seolah-olah mereka orang yang mereka inginkan. Mereka diminta untuk "menangkap diri mereka" dalam proses mengulangi pola lama yang telah menyebabkan perilaku tidak efektif atau mengalahkan diri. Para anggota datang untuk menghargai bahwa jika mereka berharap untuk berubah, mereka perlu untuk mengatur tugas-tugas untuk diri mereka sendiri, menerapkan pelajaran kelompok untuk kehidupan sehari-hari, dan mengambil langkah dalam mencari solusi mereka untuk masalah mereka. Langkah-langkah akhir ditandai dengan pemimpin kelompok dan anggota bekerja sama untuk menantang keyakinan yang keliru tentang kehidupan diri dan lainnya.Selama tahap ini anggota mempertimbangkan keyakinan alternatif, kebiasaan, Dan sikap.
Grup konseling Adlerian dapat dianggap sebuah pendekatan singkat untuk treatment. Karakteristik inti yang terkait dengan terapi kelompok singkat termasuk cepat pembentukan aliansi terapeutik yang kuat, fokus masalah yang jelas dan keselarasan tujuan, kajian cepat ini, penekanan pada intervensi terapi aktif dan direktif fokus kekuatan dan kemampuan klien, pandangan optismistic perubahan, fokus pada kedua, sekarang dan masa depan dan penekanan pada perawatan untuk menyesuaikan kebutuhan yang unik dari klien dalam perilaku yang paling efisien waktu mungkin (Carlson,2006)
Satu keuntungan dari waktu terbatas adalah menyampaikan pada klien harapan bahwa perubahan akan terjadi dalam waktu tembakan waktu. menentukan jumlah dari sesi dapat memotivasi member dan juga grup konselor untuk untuk tetap focus pada hasil yang diinginkan dan untuk bekerja sebaik mungkin. Karena Adlerian kelompok pemimpin mengakui bahwa banyak perubahan terjadi antara sesi kelompok, terapi dirancang untuk menolong member tetap focus pada tujuan pribadi. Member dapat memutuskan bagaimana mereka ingin baik digunakan waktu yang tersedia untuk mereka, dan mereka dapat merumuskan seperangkat pemahaman yang akan membimbing grup.
Adlerian theraphy Porlasi singkat dibahas oleh Sonstegard, Bitter, PELONIS-Peneros, dan Nicole (2001). Untuk lebih lanjut tentang pendekatan Adlerian untuk penyuluhan kelompok, lihat teori dan praktek konseling kelompok (Corey, 2008, Chap.7), Corey (1999,2003), dan Sonstegard dan Pahit (2004).Adlerian Theraphy From a Multicultural Perspective

Kekuatan dari keanekaragaman Perspektif
Teori Adlerian membahas masalah kesetaraan sosial dan sosial manusia jauh sebelum multikulturalisme dianggap pentingnya sentral dalam profesi (Watts & Pietrzak,2000). Adler mengenalkan gagasan dengan implikasi terhadap multikulturalisme yang memiliki relevansi sebanyak atau lebih hari ini seperti yang mereka lakukan selama waktu Adler (Pedersen, seperti dikutip dalam Nystul, 1999b). beberapa dari gagasan ini termasuk (1) kepentingan dari kontes budaya, (2) penekanan pada kesehatan sebagai lawan patologi (3) perspektif holistik pada kehidupan, (4) nilai pengertian individual dalam hal tujuan inti mereka dan tujuan,(5), kemampuan untuk latihan kebebasan dalam konteks kendala masyarakat, dan (6) focus pada pencegahan dan perkembangan pada pendekatan proaktif dalam berhadapan dengan masalah. Adler’s holistic pandangan adalah sebuah artikulasi ekspresi pada apa yang Pedersen sebut sebagai “pusat-budaya” atau pendekatan multicultural pada konseling. Carlson dan Englar-Carlson (2008) menyebutkan bahwa teori Adlerian cocok untuk konseling beragam populasi dan melakukan pekerjaan sosial. mereka menegaskan :”mungkin kontribusi terbaik Adler adalah ia mengembangkan sebuah teori recognisi Dan menekankan pengaruh kelas sosial, rasis, sex dan gender pada kebiasaan masing-masing individu. Gagasannya, oleh karena itu, diterima dengan baik oleh yang hidup dijaman ini (p.134).
Walaupun pendekatan Adlerian disebut psikologi Individual, ini berfokus pada orang dalam konteks sosial. Pendekatan ini membahas masalah budaya di kedua assement dan proses pengobatan. Terapis Adlerian mendorong klien untuk mendefinisikan mereka sendiri dalam lingkungan sosial mereka.Adlerian mengijinkan konsep usia yang luas, etnik, gaya hidup, dan perbedaan gender untuk muncul dalam Terapi. Untuk, praktek kredit Adlerian mereka dalam cara yang flexible dari sebuah teori yang dapat diaplikasikan unntuk bekerja dengan berbeda populasi client. Proses terapi didasarkan dalam budaya client dan pandangan dunia daripada mencoba untuk cocok dengan client dalam Model yang terbentuk sebelumnya.
Dalam analisis mereka pada macam-macam teori pendekatan untuk konseling, Arciniega dan Newlon (2003) keadaan bahwa teori Adlerian memegang peranan besar dari premis untuk mengatasi masalah keragaman. Mereka mencatat macam-macam dari karakteristik dari teori Adlerian yang kongruen dengan nilai dari berbagai macam rasial, budaya, dan grup etnik, termasuk penekanan pada pengertian individual pada sebuah keluarga dan konteks sosial budaya ; peranan ketertarikan sosial dan berkontribusi terhadap lainnya; dan fokus pada memiliki dan semangat kolektif. Budaya yang menekankan kesejahteraan kelompok sosial dan menekankan peranan dari sebuah keluarga akan menemukan dasar asumsi dari Psikologi Adlerian untuk menjadi konsisten dengan nilai mereka.
Terapi Adlerian bertujuan untuk focus pada kerjasama dan nilai orientasi sosial sebagai lawan kompetitif dan nilai individualis (Carlson&Carlson,2000). Klient asli amerika, untuk contoh, bertujuan untuk bekerjasama melalui kompetisi. Salah satu klien seperti bercerita tentang sekelompok anak yang berlomba. Ketika seorang anak laki-laki berlari lebih dulu dari yang lainnya, dia akan memperlambat larinya dan mempersilakan yang lain untuk menyusul, dan mereka semua berhasil sampai ke garis finish pada saat yang sama. Walaupun pelatih mencoba untuk menjelaskan makna dari balapan tersebut untuk salah seorang dari mereka sampai ke garis finish terlebih dahulu, anak-anak laki-laki ini telah disosalisasikan untuk bekerjasama sebagai sebuah grup. Terapi Adlerian mudah beradaptasi kepada nilai budaya yang menekankan komunitas.
Klien yang memasuki terapi sering terkunci kepada cara kaku mengamati, menafsirkan,dan bersikap dengan benar. Ini seperti mereka tidak pernah menanyakan bagaimana budaya mereka telah mempengaruhi mereka, dan mereka mungkin akan merasa “bagaimana semestinya” mozdzierz dan rekan-rekannya (1986) Karakterisasi klien sebagai berpendapat bahwa salah satu fungsi terapis adalah untuk menyediakan mereka dengan sepasang kacamata yang akan memungkinkan mereka untuk melihat hal-hal lebih jelas. penekanan Adlerian pada mode subjektif di mana orang melihat dan menafsirkan dunia mereka mengarah pada penghormatan terhadap nilai-nilai unik klien dan persepsi. konselor Adlerian menggunakan interpretasi sebagai kesempatan untuk klien untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, namun terserah kepada klien untuk memutuskan apakah kita akan menggunakan kacamata ini. adlerians tidak memutuskan untuk klien apa yang mereka harus berubah atau apa tujuan mereka harus lebih, mereka bekerja sama dengan klien mereka dengan cara yang memungkinkan mereka untuk mencapai diri merekadengan tujuan didefinisikan tidak hanya teori adlerians kongruen dengan nilai-nilai orang dari kelompok budaya yang beragam, namun pendekatan ini menawarkan fleksibilitas dalam menerapkan berbagai kognitif dan berorientasi untuk membantu klien mengeksplorasi masalah praktis mereka dalam konteks budaya. praktisi Adlerian tidak terikat pada setiap himpunan tertentu dari prosedur. sebaliknya, mereka sadar akan nilai pas teknik mereka untuk setiap situasi klien. meskipun mereka menggunakan beragam metode, kebanyakan mereka melakukan penilaian gaya hidup. penilaian ini sangat terfokus pada struktur dan dinamika dalam keluarga klien. karena latar belakang budaya mereka banyak klien telah dikondisikan untuk menghormati warisan keluarga mereka dan untuk menghargai dampak dari keluarga mereka pada pengembangan pribadi mereka sendiri. adalah penting bahwa konselor peka terhadap perasaan yang saling bertentangan dan perjuangan klien mereka. jika konselor menunjukkan pemahaman tentang nilai-nilai budaya, ada kemungkinan bahwa klien ini akan menerima sebuah eksplorasi gaya hidup mereka. seperti eksplorasi akan melibatkan pembahasan rinci dari tempat mereka sendiri dalam keluarga mereka.

jika budaya didefinisikan secara luas (untuk memasukkan umur, peran, gaya hidup, dan perbedaan gender), perbedaan budaya dapat ditemukan bahkan dalam satu keluarga. pendekatan Adlerian menekankan nilai subyektif memahami dunia yang unik dari individu. budaya merupakan salah satu dimensi yang signifikan untuk menangkap dan pengalaman subjektif individu. budaya mempengaruhi setiap orang, tetapi diungkapkan dalam setiap individu berbeda, menurut persepsi, evaluasi, dan interpretasi budaya bahwa orang yang memegang
perlu dicatat bahwa adlerians menyelidiki budaya dalam banyak cara yang sama bahwa mereka mendekati urutan kelahiran dan suasana kekeluargaan. kebudayaan adalah sudut pandang dari mana kehidupan yang dialami = dan ditafsirkan juga merupakan latar belakang dari nilai-nilai, sejarah, keyakinan, kepercayaan, adat istiadat, dan harapan yang harus diatasi oleh individu. adlerians kontemporer menghargai peran spiritualitas dan agama dalam kehidupan klien, karena faktor-faktor ini adalah perwujudan dari kepentingan sosial dan tanggung jawab kepada orang lain (carlson & englar-carlson, 2008)
Adlerian konselor berusaha untuk peka terhadap isu-isu budaya dan gender. Adler adalah salah satu psikolog pertama pada pergantian abad ini untuk mendukung kesetaraan bagi perempuan. ia mengakui bahwa pria dan wanita berbeda dalam banyak hal, tetapi ia merasa bahwa kedua jenis kelamin yang layak mendapatkan nilai yang sama dan rasa hormat. ini rasa hormat dan penghargaan atas perbedaan meluas ke budaya serta jenis kelamin. adlerians menemukan peluang budaya yang berbeda untuk melihat diri, orang lain, dan dunia dengan cara yang multidimensi. memang, kekuatan dari satu budaya sering dapat membantu memperbaiki kesalahan dalam budaya lain

Kekurangan dari perspektif keragaman
Seperti halnya model barat paling, pendekatan Adlerian cenderung berfokus pada diri sebagai lokus perubahan dan tanggung jawab. karena budaya lain memiliki konsepsi yang berbeda, ini penekanan utama pada mengubah diri otonom mungkin menjadi masalah bagi banyak klien. asumsi tentang keluarga inti barat yang dibangun ke dalam konsep Adlerian urutan kelahiran dan konstelasi keluarga. untuk orang-orang dibesarkan dalam konteks keluarga besar, beberapa gagasan ini mungkin kurang relevan atau setidaknya mungkin perlu dikonfigurasi ulang. teori Adlerian memiliki beberapa kelemahan potensial untuk klien dari budaya-budaya yang tidak tertarik dalam mengeksplorasi pengalaman masa kecil masa lalu, kenangan awal, pengalaman keluarga, dan impian. pendekatan ini juga memiliki efektivitas yang terbatas dengan klien yang tidak mengerti tujuan eksplorasi rincian analisis gaya hidup ketika berhadapan dengan masalah Lifes saat ini (ariciniega & newion, 2003). di samping itu, budaya beberapa klien dapat menyebabkan mereka melihat konselor sebagai "ahli" dan mengharapkan bahwa konselor akan memberikan mereka dengan solusi untuk masalah mereka. untuk klien-klien ini, peran terapis Adlerian dapat menimbulkan masalah karena terapis Adlerian tidak ahli dalam memecahkan masalah rakyat mereka. sebaliknya, mereka melihatnya sebagai fungsi mereka untuk mengajar orang metode alternatif untuk mengatasi masalah kehidupan. banyak klien yang menekan masalah cenderung ragu-ragu untuk mendiskusikan bidang kehidupan mereka bahwa mereka tidak mungkin melihat sebagai terhubung ke perjuangan yang membawa mereka ke terapi. individu mungkin percaya bahwa tidak patut untuk mengungkapkan informasi keluarga. dalam hal ini carlson carlson dan (2000) menunjukkan bahwa kepekaan terapis dan pemahaman klien yang kultural keyakinan tentang mengungkapkan informasi keluarga sangat penting. jika terapis yang mampu menunjukkan pemahaman dari klien nilai budaya, ada kemungkinan bahwa klien ini akan lebih terbuka untuk menjadi penilaian dan proses perlakuan. masih, jim pahit (komunikasi pribadi, Februari 17,2007) memiliki catatan bahwa ketika ia bekerja untuk pertama kalinya dalam budaya baru dan berbeda, dia membuat rata-rata sekitar lima kesalahan sehari. menurut pendapat saya, apa yang lebih penting daripada membuat kesalahan adalah bagaimana kita memulihkan dari mereka.

Ringkasan dan evaluasi
Adler jauh dari waktu ke depan, dan terapi yang paling kontemporer telah memasukkan setidaknya beberapa ide-idenya. psikologi individual mengasumsikan bahwa orang termotivasi oleh faktor-faktor sosial; bertanggung jawab atas pikiran mereka sendiri, perasaan, dan tindakan; adalah pencipta kehidupan , sebagai lawan menjadi korban tak berdaya, dan terdorong oleh maksud dan tujuan, terlihat lebih masa depan daripada kembali ke masa lalu. tujuan dasar dari pendekatan Adlerian adalah untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah keyakinan mereka yang keliru tentang diri, orang lain, dan kehidupan dan dengan demikian berpartisipasi lebih lengkap dalam suatu dunia sosial. klien tidak dipandang sebagai sakit secara psikologis tetapi sebagai berkecil hati. proses terapi membantu individu menjadi sadar akan pola mereka dan membuat beberapa perubahan mendasar dalam gaya hidup mereka, yang menyebabkan perubahan dalam cara mereka merasa dan berperilaku. peran keluarga dalam perkembangan individu ditekankan. terapi adalah perusahaan koperasi yang menantang klien untuk menerjemahkan wawasan mereka ke dalam tindakan di dunia nyata. kontemporer teori Adlerian adalah sebuah pendekatan integratif, menggabungkan kognitif, konstruktivis, eksistensial, psikodinamik, dan perspektif sistem. beberapa karakteristik umum termasuk penekanan pada membangun hubungan klien-terapis hormat, penekanan pada kekuatan klien dan sumber daya, dan orientasi optimis dan masa depan. pendekatan Adlerian memberikan praktisi banyak kebebasan dalam bekerja dengan klien. utama Adlerian kontribusi telah dibuat dalam bidang berikut: pendidikan dasar, kelompok konsultasi dengan guru, kelompok pendidikan orang tua, pasangan dan terapi keluarga, dan konseling kelompok.

Berbagai kognitif, perilaku, dan teknik pengalaman. terapis Adlerian adalah akal dan fleksibel dalam menggambar banyak metode yang dapat diterapkan untuk beragam klien dalam pengaturan dan format. terutama prihatin tentang melakukan apa yang ada di kepentingan terbaik klien, klien masuk ke dalam satu kerangka teoritis (watt, 1999,2000; watt & pietrzak, 2000; watta & Shulman, 2003). kontribusi lain dari pendekatan Adlerian dalam hal itu cocok untuk terapi singkat, waktu-Limted. Adler adalah pendukung dari waktu terbatas terapi, dan digunakan oleh banyak pendekatan. kontemporer terapi singkat adalah intervensit atau yang biasa digunakan oleh praktisi Adlerian (carlson et al. 2006). Adlerian terapi dan terapi singkat kontemporer memiliki kesamaan beberapa karakteristik, termasuk membangun aliansi terapeutik yang kuat, fokus masalah yang jelas dan keselarasan tujuan, penilaian yang cepat dan aplikasi untuk pengobatan, penekanan pada intervensi aktif dan direktif, psychoducation untuk pengobatan untuk kebutuhan klien (carlson et al., 2006). menurut mosak dan Pietro (2006), ingatan memberikan dasar untuk terapi singkat. mereka mengklaim bahwa ingatan awal sering berguna dalam meminimalkan jumlah sesi terapi. prosedur ini membutuhkan waktu sedikit untuk mengelola dan menafsirkan dan memberikan arah bagi terapis untuk bergerak.

Bitter dan Nicoll (2000) mengidentifikasi lima karakteristik yang dari bentuk dasar kerangka integratif dalam terapi singkat: Waktu yang diperlukan, fokus, directiveness konselor, gejala sebagai solusi, dan tugas tugas perilaku. membawa proses waktu-pembatasan terhadap terapi menyampaikan kepada klien harapan bahwa perubahan akan terjadi dalam perode shhort waktu. ketika jumlah sesi yang ditentukan, baik klien dan terapis termotivasi untuk tetap fokus pada hasil yang diinginkan dan untuk bekerja seefisien mungkin. karena tidak ada jaminan sesi masa depan akan terjadi, terapis singkat cenderung sendiri pertanyaan ini: "jika saya hanya punya satu sesi berguna dalam kehidupan ini seseorang, apa yang akan saya ingin capai?" (hal.38)
konsep Adlerian saya menggambar pada kebanyakan dalam pekerjaan profesional saya adalah (1) pentingnya mencari untuk tujuan hidup seseorang, termasuk menilai bagaimana tujuan-tujuan mempengaruhi suatu (2) individu fokus pada interpretasi individu dari pengalaman awal dalam keluarga, dengan khusus penekanan pada dampak mereka saat ini (3) penggunaan klinis dari ingatan awal di kedua penilaian dan pengobatan, (4) penggunaan mimpi sebagai latihan untuk tindakan di masa depan (5) kebutuhan untuk memahami dan menghadapi kesalahan dasar (6) penekanan kognitif, yang menyatakan bahwa emosi dan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang dan proses berpikir (7) ide bekerja di luar sebuah tindakan merencanakan dirancang untuk membantu klien membuat perubahan (8) hubungan kolaboratif, dimana klien dan terapis bekerja yang disepakati bersama-sama dan (9) penekanan diberikan kepada dorongan selama proses konseling keseluruhan. konsep Adlerian beberapa memiliki implikasi untuk pengembangan orang. satu gagasan yang kuat telah membantu saya untuk memahami hidup saya adalah asumsi bahwa perasaan rendah diri yang terkait dengan sriving untuk superority (Corey, sebagai citied di nystul, 1999a).
sulit untuk melebih-lebihkan kontribusi dari Adler praktek terapi cotemporary. banyak ide-ide yang revolusioner dan jauh dari waktu ke depan. pengaruhnya melampaui individu konseling, memperluas ke dalam gerakan kesehatan jiwa masyarakat (ansbacher, 11.974). Abraham Maslow, Viktor Frankl, Rollo May, aaron t.beck, dan mungkin melihat dirinya sebagai pelopor dari gerakan eksistensial karena posisi ini bahwa manusia bebas untuk memilih membuatnya menjadi pelopor dari pendekatan subjevtive dengan psikologi, yang berfokus pada penentu perilaku internal: nilai-nilai, keyakinan, sikap, tujuan, kepentingan, manings pribadi, persepsi subjektif dari kenyataan, dan perjuangan menuju realisasi diri.
menurut pendapat saya, salah satu kontribusi Adler yang paling penting adalah pengaruhnya pada sistem terapi lain. banyak ide dasar rekannya telah menemukan cara mereka ke psikis lain, seperti pendekatan sistem keluarga, terapi gestalt, teori belajar, terapi realitas, rasional perilaku terapi, terapi kognitif, terapi orang , terapi eksistensial, dan pendekatan terhadap terapi . semua pendekatan ini didasarkan pada konsep yang sama dari orang tersebut, penetapan diri untuk pertumbuhan. dalam banyak hal, Adler tampaknya telah membuka jalan bagi perkembangan saat ini baik dalam terapi kognitif dan konstruktivis (watt, 2003). adlerians premis dasarnya adalah bahwa jika klien dapat mengubah pemikiran mereka maka mereka dapat mengubah perasaan mereka. sebuah studi teori konseling kontemporer mengungkapkan bahwa banyak gagasan Adler dalam pendekatan modern yang berbeda, dan sering tanpa memberikan Adler pada beliau (watt, 1999: watt & pietzak, 2000: watt & Shulman, 2003) itu jelas bahwa ada hubungan signifikan teori Adlerian dengan sebagian besar teori-teori saat ini. carlson dan englar-carlson (2008) menyatakan bahwa adlerians menghadapi tantangan untuk terus mengembangkan pendekatan mereka sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat global kontemporer: di mana ide-ide Adlerian adalah dalam pendekatan teoritis lain, ada pertanyaan tentang di mana dia Adlerian teori sebagai pendekatan astand sendiri adalah layak dalam jangka panjang (hal.133). ini penulis percaya bahwa untuk model Adlerian untuk service dan berkembang, maka akan diperlukan untuk menemukan cara yang berusaha signifikan.

Keterbatasan dan kritik dari pendekatan Adlerian
Adler harus memilih antara meresmikan teorinya dan mengajarkan konsep dasar psikologi individu. ia ditempatkan berlatih dan mengajar sebelum mengatur dan menyajikan sebuah teori yang jelas dan sistematis. Hasilnya, presentasi tertulisnya sering sulit untuk diikuti, dan banyak dari mereka adalah dari akan memberikan awalnya, banyak orang menganggap cita-citanya agak longgar dan terlalu sederhana. Penelitan mendukung effectivieness teori Adlerian terbatas tetapi telah meningkat selama 25 tahun terakhir (watt & Shulman, 2003). Namun, sebagian besar dari teori ini masih memerlukan pengujian empiris dan analisis komparatif. ini benar terutama di bidang konseptual yang adlerians menerima sebagai aksioma: misalnya, perkembangan gaya hidup: kesatuan kepribadian dari pandangan tunggal diri, penolakan keunggulan keturunan dalam perilaku, terutama patologis perilaku, dan manfaat jika berbagai intervensi digunakan oleh berbagai adlerians.